IDNUSA, JAKARTA - Terdakwa kasus dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama memberikan penjelasan atas pernyataannya tentang nama jaringan internet nirkabel (WiFi), Al Maidah ayat 51. Sebab dalam pernyataan itu, kata sandi yang diberikan adalah kafir.
Basuki atau akrab disapa Ahok ini mengatakan, pernyataan tersebut disampaikan kala memimpin rapat pimpinan di Balai Kota DKI Jakarta 2015 lalu. Saat itu, dia mengusulkan Al Maidah 51 sebagai nama jaringan WiFi untuk taman di sekitar masjid.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengungkapkan, ide tersebut bukan bermaksud ingin melakukan penodaan agama. Karena niat awalnya ingin menyindir beberapa pejabat Pemprov DKI Jakarta yang tak ingin dirinya menjadi gubernur ibu kota.
"Kenapa saya sampaikan, karena mereka demo saya terus, menolak saya. Oknum pejabat sudah banyak yang tidak suka sama saya sebetulnya. Makanya saya bagikan ke mereka saja," katanya di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (4/4).
Ahok menjelaskan, semenjak dirinya menggantikan Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta, kerap terjadi aksi penolakan. Salah satu aktor yang berada di balik aksi tersebut adalah Ketua Front Pembela Islam Rizieq Syihab. Bahkan mereka sempat memiliki Gubernur tandingan kala itu.
"Demo melulu ya saya ledekin, saya tantangin kalau (pejabat) yang tidak suka saya ya silakan ikut demo juga," tutupnya.
Selain itu, bapak tiga orang anak ini sengaja memberikan nama dan kata sandi WiFi tersebut disekitar masjid supaya anak-anak termotivasi untuk belajar agama. Sehingga mereka yang ingin mendapatkan koneksi harus mengetahui perihal surah Al Maidah ayat 51. (mdk)
