
IDNUSA - KONDISI lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia selalu punya persoalan yang sama yaitu over kapasitas. Namun, di daerah ini, masalahnya bukan hanya itu, ternyata sel tempat mengisolasi para tahanan dari rasa bebas masih terbuat dari kayu.
Ini ada di Lapas Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). Fasilitas yang minim inipun disebut sebagai Lapas termiskin di Indonesia. Hal ini diakui Kepala Lapas Tarakan, Fernando Kloer BC Lp SH.
Lapas tersebut mengalami banyak kekurangan. Sebut saja mengenai jumlah sipir penjaga dan fasilitas Lapas yang jauh dari kata ideal.
“Lapas Tarakan ini merupakan Lapas termiskin di Indonesia, karena hanya Lapas kita yang masih menggunakan sel kayu. Tempatnya juga kecil personil kita juga kurang,” katanya saat ditemua Kaltara pos (grup pojoksumut), kemarin(12/04/2017).
Dilanjutkannya, saat ini Lapas Tarakan membutuhkan setidaknya 30 orang petugas penjaga. Itu dikarenakan membeludaknya jumlah penghuni Lapas yang tidak sebanding dengan penjaga.
“Satu orang sipir menjaga 100 orang napi ya mana bisa, napi Lapas kita aja melebihi kapasitas Lapas sendiri. Sehingga napi juga sulit dipantau ketika beraktivitas karena kita kekurangan materi dan sumber daya manusianya,” ujarnya.
Selain itu selama ini dirinya telah melakukan upaya untuk peremajaan Lapas Tarakan. Meminta bantuan ke pemerintah juga pernah ia lakukan. “Jujur saya bosan meminta bantuan ke pusat dan pemerintah, agar bangunan dan sipir di sini untuk segera ditambah tapi proposal saya tidak pernah digubris,” akunya.
Ia berharap agar pemerintah bisa lebih peka terhadap kondisi Lapas Tarakan yang kian hari semakin parah. “Kapasitas di sini hanya bisa menampung 238 napi tapi sekarang malah dihuni 957 napi, jelaslah di dalam Lapas keadaannya sumpek. Apalagi banyaknya jumlah napi bisa membuat keadaan terkadang tenang dan membara, makanya untuk pemerintah tolong lah untuk memperhatikan Lapas Tarakan,” pungkasnya. (ps)