
NUSANEWS, JAKARTA - Video pendukung Ahok atau Ahoker menghina Wakil Presiden RI Jusuf Kalla atau JK dan Habib Rizieq Shihab menjadi sorotan banyak orang. Dalam video itu, Ahoker menyebut Habib Rizieq hanya pion, JK aktor intelektual.
“Kita mau sampaikan suara kita. Siapa yang menyebabkan seperti ini. Rizieq cuma pion, ada aktor intelektual di belakangnya,” ucap Ahoker saat berorasi di Gedung Mahkamah Agung (MA) menuntut pembebasan Ahok.
Ahoker tersebut menuduh JK mengkhianati bangsa Indonesia. Ia menyebut JK lebih berbahaya dari Habib Rizieq.
“Rizieq Shihab kita serahkan ke Pak Tito (Kapolri). Tapi persoalannya ada satu orang yang luar biasa sekali mengkhianati bangsa ini, Yusuf Kalla,” tegasnya.
Selain Ahoker, seorang orator berna,a Silfester Matutina juga menyampaikan hal serupa. Ia menuduh dan memfitnah JK sebagai sumber kegaduhan di tanah air.
Meski JK diserang dari sana-sini, aparat kepolisian dan pemerintah tampak cuek. Jauh berbeda ketika pendukung Ahok, Veronica Koman menyebut rezim Jokowi lebih parah dibandingkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kala itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo langsung angkat bicara. Ia mengancam akan menempuh jalur hukum.
Tjahjo memberikan waktu sepekan kepada wanita pendukung Ahok untuk menjelaskan maksud ucapannya saat berorasi di Rutan Cipinang, Jakarta Timur Selasa (9/5) dan segera meminta maaf secara terbuka di media nasional.
“Membela Pak Ahok silakan. Itu Hak azasi setiap manusia. Tapi jangan mengaitkan orang lain apalagi rezim pemerintahan dan presiden Pak Jokowi. Saya mendagri bagian dari rezim pemerintahan Pak Jokowi merasa tersinggung dengan ucapan orang tersebut yang mengaku simpatisan Ahok,” kata Mendagri Tjahjo kepada wartawan, Kamis (11/9).
100 Pengacara Laporkan Penista JK ke Polisi
Sebanyak 100 orang pengacara yang tergabung dalam Advokat Peduli Kebangsaan mendatangi Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Senin (29/5/2017).
Mereka datang untuk melengkapi laporan dugaan tindak pidana terkait pencemaran nama baik Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang dilakukan Silfester Matutina.
“Jadi dalam pidato Silfester itu mengatakan kemiskinan permasalahan kenegaraan disebabkan Pak Jusuf Kalla. Ia menuduh Pak JK memfitnah menggunakan isu SARA untuk menangkan Anies-Sandi. Ini fitnah luar biasa,” kata Ikhsan, perwakilan Penasehat Hukum Advokat Peduli Kebangsaan.
Menurutnya, laporan dari Tim Advokat Kebangsaan sudah ketiga kalinya guna melengkapi laporan dan persiapan BAP korban.
Dengan demikian, kata Ikhsan, kepolisian siap melakukan pemeriksaan setelah surat kuasa diberikan ke pihak Bareskrim.
“Ini bukan laporan awal, kita udah ketiga kali. Jadi ini untuk melengkapi. Pertama Minggu, kedua Senin, sekarang ketiga. Kita patuh proses hukum,” ujarnya.
Warga Bugis Makassar Minta Polisi Tegas
Sebelumnya, warga Bugis-Makassar mengecam tindakan para pendukung Ahok yang melecehkan Wapres JK. Mereka menyatakan siap turun ke jalan jika Jk terus difitnah.
“Kami siap turun jika masih ada upaya pecah belah bangsa dan memfitnah Pak Jusuf Kalla,” ucap tokoh Bugis yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, Rabu (17/5/2017)
Said Didu menjelaskan, fitnah yang menyebut JK akar kegaduhan sangat tidak pantas diutarakan siapa pun, termasuk seseorang yang merasa dekat dengan kekuasaan.
“Kami selama ini diam, jangan sampai kami warga Bugis turun karena satu orang yang menghina Pak JK tidak ditangani pihak kepolisian,” tegasnya. (ps)