
NUSANEWS, JAKARTA - Presiden Joko Widodo berkunjung ke Bursa Efek Indonesia, Selasa (4/7) siang. Namun sayangnya, Indeks Harga Saham Gabungan malah berada di zona merah. Padahal kemarin, IHSG menembus level tertinggi.
Kedatangan Jokowi ini dalam rangka memantau kinerja IHSG. Presiden pun meminta agar kapitalisasi pasar lebih kuat, harus banyak perusahaan terutama asing yang beroperasi di Indonesia untuk melantai di Bursa. Sehingga perusahaan tersebut tidak hanya listed di bursa saham luar negeri.
“Beberapa perusahaan asing maupun lokal yang menggali sumber daya alam Indonesia agar listed di BEI. Perusahaan-perusahaan yang masih listed di luar Indonesia itu agar masuk ke Bursa kita,” kata Jokowi di Gedung BEI Jakarta, Selasa (4/7).
Dia tak mau perusahaan-perusahaan dari negara lain yang banyak mengeksplorasi SDA tanah air malah sudah listed di pasar modal asing.
“Jadi, jangan malah (perusahaan) negara lain yang produksi di sini dan berkebun di sini, malah listed-nya di Singapura, Hong Kong atau New York. Jangan dong.”
Dia mengaku, saat ini pihaknya sudah memiliki daftar perusahaan pertambangan dan minyak sawit yang akan diajak untuk mencatatkan saham di BEI.
“List-nya banyak. Dan saya ada list-nya. Paling nanti saya panggil satu per satu. Saya mengajak, tetapi tidak memaksa.”
Jokowi menyebutkan, sejumlah perusahaan yang tercatat dalam daftar pemanggilan itu terutama adalah perusahaan pertambangan dan kelapa sawit. “Itu nantinya akan memberi efek positif yang besar bagi negara,” kata Jokowi sembari menyatakan, meski jumlahnya tidak banyak, nilai dananya besar.
IHSG pagi ini memang memerah ke level 5.886,948 atau turun 23,29 poin setara 0,39 persen. Padahal IHSG kemarin mencatat rekor tertinggi nyaris mendekati 6.000. Atau tepatnya ke level 5.910,24 atau naik 80,53 poin. (akt)