
NUSANEWS, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut UU Pemilu dengan ambang batas 20 persen kursi parlemen atau 25 persen suara nasional disebutnya sebuah lelucon.
Menurut Prabowo, ambang batas itu dinilainya melawan akal sehat dan logika.
Hal itu ia ungkapkan dalam konferensi pers usai pertemuan dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, di Cikeas, Bogor, Kamis (27/7) malam.
“Menurut kami itu lelucon politik yang menipu rakyat Indonesia. Saya tak mau terlibat dalam sesuatu seperti itu,” tegasnya.
Ia pun mengingatkan, kualitas demokrasi sebuah negara salah satunya ditentukan lewat seberapa baik aturan dalam pelaksanaan pemilu dan demokrasinya.
“Gerindra akan menentang segala upaya mengurangi kualitas demokrasi lewat cara-cara yang tak masuk akal sehat,” lanjutnya.
Ia kemudian mencontohkan pengambilan keputusan penetapan RUU Pemilu menjadi undang-undang di sidang paripurna DPR, pada 20 Juni lalu.
Saat itu, Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN satu suara menolak RUU Pemilu.
“Kami tak ikut bertanggung jawab atas penetapan UU Pemilu, karena tak mau ditertawakan oleh sejarah,” katanya.
“Mau berkuasa silakan, tapi ingat di ujung ada sejarah yang akan menilai,” ujar Prabowo.
Mantan Danjen Kopassus ini khawatir, kondisi yang ada dapat merusak demokrasi Indonesia ke depan.
Karena itu Gerindra dan Demokrat bersama elemen bangsa yang peduli dengan demokrasi Indonesia, wajib mengawal kondisi yang ada.
Ia pun mengingatkan kepada pemerintah saat ini agar dapat menegakkan demokrasi sebagai jalan yang terbaik.
“Demokrasi membutuhkan semangat patuh pada logika, semangat patuh pada rules of the game dan harus adil, tak memaksakan kehendak,” pungkasnya. (ps)