logo
×

Senin, 10 Juli 2017

Ssstt… Ada Tekanan Mafia Migas Paksa Pertamina Beri 39% Saham Mahakam ke Total

 Ssstt… Ada Tekanan Mafia Migas Paksa Pertamina Beri 39% Saham Mahakam ke Total


NUSANEWS, JAKARTA -  Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) mencurigai ada elit kekuasaan yang dipengaruhi ‘mafia migas’ untuk menekan pertamina agar bersedia melakukan share down saham kepemilikan blok Mahakam yang lebih besar pasca blok itu mengalami terminasi pada tahun 2018 nanti.

Asalasan sharing risk (berbagi resiko) dan kurang percaya diri oleh pertamina hingga melegistimasi pembagian 39 persen kepada perusahan Total, merupakan suatu alibi yang mentah bagi Direktur Eksekutif CERI,Yusri Usman.

“Bukan Pertamina tidak percaya diri untuk mengelola blok mahakam, akan tetapi diduga ada kelompok mafia yang mempengaruhi elit kekuasaan yang bisa menekan Direksi Pertamina untuk menyikapinya seolah-olah kurang percaya diri,” tutur Yusri, Senin (10/7).

Untuk dipahami papar Yusri, blok Mahalam merupakan lapangan yang sudah produksi, sehingga risikonya tentu jauh lebih kecil daripada lapangan eksplorasi.

Lagipula, dari aspek ketenagakerjaan, selama ini blok di Kalimantan Timur dikelola oleh 97 persen tenaga kerja dalam negeri. Selain daripada itu, jika masalah finansial, tentu menurut Yusri telah banyak lembaga keuangan yang tertarik mengucurkan dana.

“Jadi alasannya menjadi aneh dan tidak masuk akal kalau Pertamina tidak mampu,” ujarnya

Yang lebih dipertanyakan, untuk apa selama ini Pertamina sibuk mencari blok di luar negeri yang tatangangan resikonya lebih besar, dimana Pertanian memiliki blok-blok di negara yang rawan konflik dan bergabung dengan korporasi yang tidak sehat.

“Untuk apa selama ini Pertamina sibuk mencari dan memburu lapangan migas baru di luar negeri? bahkan tahun 2016 telah mengakuisisi blok migas di Afrika (Gabon , Tanzania & Nigeria ), dari perusahaan swasta Maurel & Prom Prancis,” pungkasnya. (akt)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: