logo
×

Selasa, 01 Agustus 2017


NUSANEWS, JAKARTA - Teror pendidikan di Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah (Kalteng) belum kunjung reda. Sudah hampir 10 unit gedung sekolah yang terbakar dalam beberapa pekan terakhir.

Orang tua murid dan guru pun tidak bisa tenang melihat tempat belajar buah hatinya satu per satu mengalami kebakaran. Mengantisipasi tidak terjadi hal serupa di sekolah lain, wali murid dan para guru pun memilih untuk berjaga malam.

Tak mau ketinggalan, peserta didik juga melampiaskan isi hatinya yang turut larut dalam ketakutan akan teror kebakaran sekolah. Mereka adalah murid-murid dari SDN 5 Menteng, Jalan Temanggung Tilung.

Setelah upacara bendera, mereka menuangkan isi hati melalui pesan yang ditulis di kertas kosong. Curahan hati mereka pun berbeda-beda. Di antaranya, Jangan Bakar Sekolah Kami, Kami Ingin Sekolah Aman, serta Kasihan Kepala Sekolah dan Guru Kami yang Harus Jaga Malam.

Apa yang mereka lakukan itu memberi pesan kepada pembakar agar tidak melakukannya lagi dan berharap kepada polisi segera menangkap pelaku. Sebab, sekolah adalah bagian penting dari perjalanan panjang untuk meraih kesuksesan. “Jangan bakar sekolahku. Pak polisi, tolong tangkap mereka,” ucap Tia, murid kelas IV, dengan wajah sedih diamini teman-temannya.

Sementara itu, Kepala SDN 5 Menteng Inalili, 56, mengungkapkan, sejak peristiwa kebakaran sekolah seminggu lalu, pihaknya memberlakukan piket jaga malam bagi para guru. Para orang tua murid juga diperkenankan bergabung.

Pihaknya merasa ketakutan bangunan sekolah menjadi target berikutnya. Langkah-langkah antisipasi lainnya adalah mengamankan arsip-arsip yang dianggap penting.
“Kita selalu waspada. Entah sampai kapan situasi seperti ini (piket jaga malam, Red) berlangsung,” ungkapnya seraya mendukung penuh kepolisian mengungkap peristiwa kebakaran tersebut kemarin (31/7).

Berdasar pantauan Kalteng Pos, hampir semua SD memberlakukan jaga malam yang melibatkan para guru dan orang tua murid. Itu terlihat di SDN 2 Menteng, Jalan Galaxy.

Menurut salah seorang guru, Andriluni, piket jaga malam sudah dilakukan delapan hari. Mulai pulang sekolah sampai pagi di hari berikutnya. Sebanyak 29 guru dilibatkan dalam piket jaga malam. Memang, hal itu tidak wajar dan melenceng jauh dari tugas mereka sebagai tenaga pendidik. Namun, demi kepentingan sekolah, me­reka tak mempermasalahkan.  (ps)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: