
NUSANEWS - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menilai Ketua BEM Universitas Indonesia Zaadit Taqwa tidak menghormati Presiden Joko Widodo (Jokowi) lantaran melakukan aksi menyemprit (meniup pluit) Kepala Negara dan memberikan kartu kuning saat Jokowi hadir dalam acara Dies Natalis Ke-68 UI.
"Tindakan seorang mahasiswa UI yang demonstratif yang sangat tidak menghormati acara resmi Universitas UI dan menghormati Bapak Presiden RI yang hadir memberikan penghormatan kepada Keluarga besar UI," ujar Tjahjo kepada wartawan, Minggu (4/2/2018).
Menurut Tjahjo, Jokowi hadir dan memberi sambutan ke UI merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan kepada civitas akademika yang dinilai telah membanggakan Indonesia.
Meski begitu, ia memaklumi bahwa kritik tersebut hak mahasiswa. Ia mewanti-wanti agar kritik yang disampaikan harus obyektif dab konstruktif.
"Kalau mau unjuk rasa menyampaikan aspirasi sah-saja tapi harusnya di luar tempat acara resmi, tidak ditempat acara yang terhormat bagi civitas akademika UI dan menghormati kehadiran tamu," tandas Tjahjo.
Sekadar informasi, sempritan dan kartu kuning yang dilayangkan mahasiswa UI untuk Jokowi merupakan simbol peringatan atas berbagai masalah yang terjadi di dalam negeri.
Adapun masalah yang dimaksud oleh BEM UI itu adalah gizi buruk di Asmat, isu penghidupan kembali dwifungsi Polri/TNI melalui rencana pengangkatan Oj Gubernur, serta penerapan peraturan baru organisasi mahasiswa (Ormawa).
Setelah mendapat kritikan, Jokowi akan memboyong seluruh anggota BEM UI datang ke Kabupaten Asmat, Papua. Presiden berharap para mahasiswa yang mengkritiknya bisa melihat secara langsung kondisi di sana.
SUMBER