NUSANEWS - Presiden Jokowi memberikan kesempatan bagi Ketua BEM UI Zaadit Taqwa yang mengacungkan kartu kuning kepada dirinya untuk turun langsung ke Kabupaten Asmat, Papua. Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menganggap keputusan Jokowi tersebut sudah tepat.
"Mahasiswa itu mau melakukan satu kritikan, dan saya harap kritikannya membangun. Silakan saja lihat ke Asmat, bahwa kita sudah datang ke sana," ungkap Puan di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (4/1).
Menurut Puan, bahkan hingga saat ini tim-tim dari kementerian masih ada di Asmat untuk memperbaiki dan melakukan koordinasi. Sehingga, tambah dia, tindakan yang dilakukan bukan hanya bersifat jangka pendek saja, tapi juga jangka panjang.
 |
| Penderita Gizi Buruk di Asmat (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa) |
"90 persen negara sudah hadir di sana dengan kementerian dan lembaga yang datang di sana, memperbaiki jalan, jembatan, dan lain-lain. Yang paling penting adalah mengubah gaya hidup dan perilaku mereka supaya hidup sehat," jelasnya.
Menurutnya, selain menyiapkan sanitasi, para relawan yang turun ke Asmat juga memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai pola hidup sehat. Puan menambahkan untuk wacana relokasi terpusat, pihaknya masih melakukan kajian dengan Kementerian PUPR.
"Kalau kita buat relokasi terpusat yang mana ada air bersihnya, kemudian hidupnya enggak terpencar-pencar, dan kebutuhannya itu kita lakukan dan tata kelola di sana, kepala daerah harus punya tanggung jawab untuk mengedukasi dan sosialisasi semua program ini," tambahnya.
Masalah gizi buruk dan wabah campak yang menelan banyak korban di Suku Asmat menjadi salah satu isu yang dianggap oleh para mahasiswa harus segera dituntaskan. Atas dasar tersebut, Ketua BEM UI, Zaadit Taqwa, kemudian mengeluarkan kartu kuning sebagai peringatan dari aliasi BEM se-Indonesia saat acara Dies Natalis UI di Balairung UI, Jumat (2/2).
SUMBER
