
NUSANEWS - Sekjen Himpunan Pengusaha Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Nur Hadi, memandang maraknya sosial media merupakan kepentingan asing untuk memegang kepentingan suatu negara.
“Saya melihat ini adalah permainan ekonomi politik global melalui perusahaan sosial media. Ketika terjadi perputaran hoaks yang luar biasa, justru mereka menikmati hal itu untuk kepentingan politik dan ekonomi,” katanya dalam diskusi “Antara Kebebasan Berpendapat, Hoax dan Ujaran Kebencian” di Jakarta, Rabu, (21/3/2018).
Dia menjelaskan, dalam sosial media ini ada kepentingan asing. Entah itu untuk memecah belah suatu bangsa atau kepentingan lainnya.
“Jangan sampai negara Indonesia ini diadu domba dan mengeruk kekayaan kita. Maka dari pemerintah harus tegas membuat regulasi bagi sosial media,” ujarnya.
Bagi masyarakat juga perlu ditanamkan akhlak yang baik. Sehingga tidak saling menjatuhkan dan menghujat satu sama lain. Di sisi lain penindakan dalam pemberantasan hoaks juga harus adil, sehingga tidak memicu protes masyarakat.
Nur Hadi mengharapkan peran ulama dalam membangun akhlak juga diikutsertakan. Termasuk memberantas hoaks.
“Kita melihat jelas ada ketidakadilan dalam penindakan hoaks ini. Di sisi lain pihak tertentu ditindak cepat, tetapi banyak laporan sebelumnya seperti situs Seword, Ade Armando, Viktor Laskodat dan lainnya justru tidak ada penindakan cepat. Inilah pemicu perlawanan sebagian pihak untuk mempertanyakan ketidakadilan itu,” pungkasnya.
SUMBER