
NUSANEWS - Politikus Golkar Ali Mochtar Ngabalin diangkat menjadi staf ahli utama di Kantor Staf Presiden (KSP). Ngabalin ditempatkan di Kedeputian IV yang mengurusi masalah komunikasi politik dengan jabatan eselon IB.
Ngabalin diminta untuk ikut mengklarifikasi berbagai isu dan fitnah yang ditujukan kepada Jokowi selaku Presiden. Ngabalin diangkat melalui SK KSP bukan Keputusan Presiden.
Namun, masuknya Ngabalin ke Istana dan menjadi orang dekat Jokowi menjadi sorotan sejumlah pihak. Pasalnya, Ngabalin dulu merupakan tim sukses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pilpres 2014.
Politikus PAN, Yandri Susanto, mengatakan Ngabalin dulu seringkali menyerang Jokowi. Namun justru, sekarang Ngabalin bergabung dengan Jokowi.
![]() |
Ali Mochtar Ngabalin menjadi Staf Ahli KSP (Foto: istimewa) |
Menurut Yandri, sikap politik Ngabalin saat ini menunjukkan bukti bahwa politik itu dinamis. Sikap politik seseorang dapat berubah sesuai dengan kondisi politik terkini.
Ngabalin sendiri pernah menjadi politikus PBB dan menjadi anggota DPR pada 2004-2009. Namun pada 2010, Ngabalin pindah ke Golkar.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengapresiasi pengangkatan Ngabalin itu. Meski telah berbeda pandangan politik, Fadli masih menganggap Ngabalin sebagai kawannya.
Justru Fadli, mengkritik KSP yang dianggap sebagai sarang relawan Jokowi dan dapat berpotensi menyalahgunakan kekuasaan. Ia menganggap KSP adalah lembaga nonstruktural yang tidak jelas fungsinya. Menurutnya, lebih baik KSP dibubarkan.
![]() |
Ali Mochtar Ngabalin (Foto: Fitra Andrianto/kumparan) |
Namun, bagi Kadiv Hukum dan Advokasi DPP Demokrat Ferdinand Hutahean masuknya Ngabalin sebagai mantan tim sukses Prabowo di dalam jajaran KSP adalah hal yang wajar. Sebab, menurutnya Kantor Staf Kepresidenan memang menjadi tempat para timses berkumpul.
Menurut Ferdinand, bergabungnya Ngabalin ke Jokowi karena adanya kecocokan antara Ngabalin saat ini dengan Jokowi. Sehingga ia menganggap wajar hal tersebut.
Meski mendapatkan sindiran, Ngabalin dianggap bersikap bijak dalam menjalin hubungan dengan Jokowi. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko tidak mempermasalahkan masa lalu Ngabalin yang berseberangan dengan Jokowi.
Menurut Moeldoko pengangkatan Ngabalin bertujuan untuk membantu KSP melakukan fungsi komunikasi politik kepada publik. Senada dengan Moeldoko, politikus PDIP, Eva Sundari menganggap Ngabalin telah insyaf atas sikap kerasnya kepada Jokowi selama ini.
Selain itu, Wasekjen PPP, Achmad Baidowi, keputusan Jokowi mengangkat Ngabalin sebagai staf ahli utama KSP membuktikan tidak ada dendam politik dari Jokowi kepada orang yang dulu memusuhinya.
Menurut Baidowi, tak ada lawan dan kawan dalam politik. Baidowi menduga Ngabalin mengambil langkah strategis dengan bergabung dengan Jokowi.
SUMBER