
Oleh: Fahri Hamzah
Saudara-saudara dalam beberapa jam hasil pemilu Turki mulai bisa dilihat.... penguasa baru akan ketahuan...
Sebab ini pemilu serempak mirip Indonesia tahun depan.... parlemen dan presiden dipilih bareng.... tahun ini Turki mulai menuju presidensial...
Perubahan ke sistem presidensial seperti kita itu ide Erdogan. Sejak awal ia melihat sistem parlementer kurang stabil dan negara berpenduduk 80 juta lebih itu memang berbatasan dengan wilayah konflik. Parlementer dianggap kurang kuat.
Tapi bagi yang tahu betapa kuatnya Erdogan, termasuk Uni Eropa, maka sistem presidensial akan membuat Erdogan menjadi seperti seorang Sultan.
Orang-orang takut Erdogan akan menjadi otoriter. Oposisi melemah dan negara akan timpang.
Begitulah sistem parlementer dianggap membuat eksekutif lemah. Tetapi bagi kita yg senang eksekutif lemah memang parlementer ideal.
Oposisi dibiayai lebih mahal oleh negara supaya kontrol kepada koalisi pemerintah juga efektif.
Di dunia, saya melihat ada beberapa negara yang menyiasati kemenangan berkali-kali. Putin dan Erdogan yang menonjol.
Mereka seperti keluar dari disain negara lain. Tapi akhirnya mereka nampak seperti mengendalikan negaranya. Tapi hubungan mereka dengan negara luar jadi tegang.
Kita tunggu saja malam ini. Antara Erdogan atau Muharrem yang juga tampil “Islami” meskipun dari kubu sekuler konon isterinya berjilbab.
Kubu oposisi pintar, mereka merangkul partai Saadet yang ditinggal mendiang Erbakan. AKP dapat saingan berat.
Ini catatan kecil sekedar pelajaran bagi kita. Yang juga sedang hadapi Pilkada.
Selamat menonton. Apakah ada presiden baru di Turki malam ini atau Sultan Erdogan? Wallahu a'lam.
Twitter @Fahrihamzah 24/6/2018
Keterangan foto: bersama HE Ismail Kahraman, Ketua Parlemen Turki, September 2017
SUMBER