
NUSANEWS - Peta perpolitikan di tanah air terus berkembang dan berubah mengikuti dinamika politik yang terjadi setiap harinya mendakati pendaftaran Pilpres 2019.
Terbaru, muncul nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang didorong Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jadi capres.
Namun bagaimana jadinya jika Anies kemudian maju sebagai cawapres pendamping calon petahana itu?
Yang ada adalah kondisi politik yang carut-marut.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Voxpol Center, Sarwi Pangi Chaniago kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (11/7/2018).
"Nggak kebayang dan apa jadinya politik kita kalau Anies jadi cawapres Jokowi. Semua menjadi malu," kata dia.
Kendati demikian, menurutnya, baik Anies maupun Jokowi diyakininya akan sama-sama merasa malu jika ternyata akhirnya berpasangan.
Sebab sebelumnya terjadi ketegangan antar kedua pendukung di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Kala itu, Anies mengalahkan petahana Basuki Tjahaja Purnama yang notabene meneruskan kekuasaan Jokowi.
Pilkada DKI Jakarta bahkan dinilai sebagai pilkada dengan tensi tertinggi di negeri ini.
Sebab, dalam pesta demokrasi di Ibukota itu turut diwarnai aksi dari ribuan umat Islam yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia.
"Malu selama ini yang sering perang urat saraf dan bela-belaan. Ternyata politik itu hanya bicara kepentingan dan tak ada yang abadi," jelasnya.
Sementara, kedekatan Anies dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai sejumlah pihak merupakan cara JK.
Tidak lain untuk menyodorkan nama mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu ke Jokowi.
Anies beberapa kali terlihat semobil dengan JK saat akan menuju tempat acara yang mereka hadiri.
SUMBER
SUMBER