logo
×

Rabu, 04 Juli 2018

Dihapus Ahok, Ini Alasan Sandiaga Hidupkan Kembali Jakarnaval

Dihapus Ahok, Ini Alasan Sandiaga Hidupkan Kembali Jakarnaval

NUSANEWS - Kegiatan Jakarnaval yang digelar setiap perayaan hari ulang tahun (HUT) DKI Jakarta telah dihapus selama dua tahun pada masa pemerintahan Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Alasannya, penghematan anggaran karena biaya pelaksanaan Jakarnaval selalu menghabiskan anggaran hingga miliaran rupiah.

Namun, setelah dua tahun ditiadakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI kembali menghidupkan Jakarnaval. Bahkan oleh Wakil Gubernur DKI, Sandiaga Uno akan dipermanenkan sebagai agenda tahunan yang akan menjadi daya tarik bagi warga Jakarta.

Baginya, Jakarnaval sangat penting bagi keberadaan sebuah kota megapolitan karena setiap kota-kota besar di dunia mempunyai kegiatan pawai atau parade kebudayaan atau kearifan lokal setempat, seperti, Los Angeles, New York, Boston, dan Singapura mempunyai parade atau karnaval.

"Di setiap kota-kota besar ada karnavalnya. Setahu saya, Jakarta punya Jakarnaval. Namun, pas saya mulai bertugas tahun lalu, bertanya pada teman-teman di sini, ternyata Jakarnaval sudah absen selam dua tahun," kata Sandiaga di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (4/7).

Sebuah karnaval atau parade itu, lanjutnya, merupakan keceriaan dan ketertarikan yang tinggi dari masyarakat untuk berpartisipasi memeriahkan kotanya sendiri. Oleh karena itu, pada masa pemerintahan Gubernur DKI, Anies Baswedan dan dirinya, Jakarnaval akan dilakukan meriah setiap tahunnya.

"Ini merupakan awal dari tertundanya sekitar dua tahun. Namun, ke depannya, kita akan buat lebih meriah lagi karena bagian dari Jakarta yang internasional, Jakarta yang metropolis itu, kita akan jadikan Jakarnaval sebagai signature event di Jakarta," jelasnya.

Anggaran Jakarnaval yang dialokasikan pada tahun ini hanya sebesar Rp 3,7 miliar. Jumlah ini, menurutnya masih lebih rendah dari biaya Jakarnaval tiga tahun lalu atau 2015 sebesar Rp 8 miliar. Ia mendukung langkah gubernur sebelumnya untuk melakukan penghematan anggaran daerah. Namun, penghematan anggaran tersebut tidak akhirnya mengorbankan kedekatan atau keintiman masyarakat, komunitas, kultur dan kearifan tradisi kebudayaan di Jakarta yang sudah dilakukan selama 19 tahun.

"Untuk bujet percaya deh, saya orang yang paling hebat. Tetapi kita tidak ingin pengurangan anggaran atau penghematan terus keterikatan dengan masyarakat itu dikorbankan. Keterikatan komunitas, kultur, dan kearifan tradisi kebudayaan Jakarta dikorbankan," tegasnya.

Oleh karena itu, ketika ia melihat adanya Jakarnaval yang dapat dikaitkan dengan pelaksanaan Asian Games dan Asian Para Games 2018, maka diputuskan Jakarnaval kembali diadakan dengan turut mempromosikan dua perhelatan olahraga negara-negara di Benua Asia.

"Luar biasa pengurangan bujet, hampir 50 persen dibandingkan 2015, tetapi memiliki dampak lebih bagus. Memang kita ingin pastikan akuntabilitas dan efektivitas pengurangan anggaran terus dilakukan. Namun, Jakarta harus tetap ramai dengan adanya partisipasi bersama-sama. Kita ingin media menginformasikan acara ini, agar dapat menghadirkan 500.000 hingga satu juta warga Jakarta," terangnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI, Tinia Budiati mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk ekspresi kerinduan masyarakat untuk menunjukkan eksistensi mereka yang terlibat dalam pembangunan Jakarta.

"Ini merupakan bentuk eksistensi kerinduan masyarakat untuk memeriahkan HUT Jakarta. Dan yang rindu bukan hanya masyarakat penonton, tetapi juga seniman-seniman yang ingin mengekspresikan diri, komunitas yang ingin menunjukkan eksistensi mereka. Karena mereka adalah warga yang membuat Jakarta adalah dinamis. Ini bentuk pertanggungjawaban pemerintah telah memberikan pembinaan dan mengajak mereka ikut membangun Jakarta," kata Tinia.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: