logo
×

Selasa, 03 Juli 2018

Fenomena Baru Pilpres 2019: Jokowi Yess! PDIP No!

Fenomena Baru Pilpres 2019: Jokowi Yess! PDIP No!

NUSANEWS - Pilpres 2019 mendatang bukan saja akan menampilkan wajah-wajah calon pemimpin, diantaranya Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Selain itu, bisa saja muncul sosok lain, seperti Muhaimin Iskandar, Amien Rais, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo sampai Rizal Ramli.

Namun, bukan itu saja yang diyakini bakal muncul. Melainkan sangat mungkin ada fenomena baru berkenaan dengan tahun politik tersebut.

Salah satunya adalah fenomena munculnya pemilih yang mengatakan yes kepada Joko Widodo, tapi no untuk PDI Perjuangan.

Demikian diungkap pengamat politik dari UIN Jakarta Ali Munhanif yang memprediksi jalannya Pilpres 2019.

Dikatakannya, fenomena tersebut tak lepas dari hasil buruk PDIP dalam pilkada tahun ini.

Melempemnya partai besutan Megawati Soekarnoputri itu membuat nilai tawar PDIP menjadi merosot tajam.

"Jadi kita lihat, calon-calon (kepala daerah) yang didukung partai kecil yang mendukung Jokowi menang, tapi belum tentu itu mereka mendukung PDIP," ungkap Ali di Kawasan Senayan, Jakarta, Senin (2/7/2018).

Dia menuturkan, dalam konteks tersebut hubungan antara parpol menjadi panas.

Ali menduga akan ada partai dari koalisi pendukung calon petahan yang memanfaatkan situasi untuk mengurangi pengaruh PDIP.

"Dia akan strategis untuk mengangkat isu, bahwa kita memilih Joko Widodo tapi kita tidak ingin PDIP menjadi parpol dominan baik di parlemen maupun di lingkaran Jokowi," papar Ali.

Ali juga mengungkapkan, di arus bawah banyak yang memilih mantan Gubernur DKI Jakarta itu tapi tidak mendukung partai besutan Megawati Soekarno Putri.

Meski begitu, menurutnya, potensi untuk Jokowi melepaskan diri dari PDIP akan sulit. Karena mantan Wali Kota Solo itu telah dikenal sebagai politisi PDIP.

"Untuk (Jokowi) melepaskan secara formil agak susah," pungkasnya.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: