
NUSANEWS - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) mengirimkan tambahan bantuan logistik masyarakat Suku Mausu Ane, Kepulauan Seram, Maluku Tengah. Bantuan tersebut diberikan karena adanya musibah kelaparan akibat gagal panen akibat lahan pertaniannya diserang hama tikus dan dirusak oleh babi hutan.
Melalui Satgas Bantuan Kemanusiaan, TNI menyalurkan bantuan berupa bahan makanan, pakaian, tenda, kebutuhan anak-anak, obat-obatan, alat komunikasi serta tenaga medis. Bantuan tersebut diberangkatkan oleh Wakil Asisten Operasi (Waasops) TNI Khairil Lubis dengan menggunakan Pesawat hercules di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (28/7).
Selain itu TNI juga sudah membuat camp yang berlokasi di pegunungan Morkelle untuk penyaluran bantuan. “Di Pegunungan Markulle juga telah dibuatkan camp penampungan sementara di Dusun Siahari dan Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Timur, Kobi, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku,” kata Khairil Lubis dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Sabtu (28/7).
“TNI, Polri, Kementerian Sosial, Pemda dan masyarakat setempat juga telah melakukan aksi-aksi dengan memberikan dukungan bantuan berupa makanan, selimut termasuk pembuatan camp penampungan,” tambahnya.
Mengenal Suku Mausu Ane
Suku Mausu Ane tinggal di pedalaman Hutan Seram, Gunung Morkelle, Kabupaten Maluku Tengah. Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 170 orang warga suku tersebut yang tinggal di tiga lokasi di pegunungan Morkelle. Informasi terkait Suku Mausu Ane ini terbilang masih minim. Hal ini dikarenakan suku tersebut tinggal di kawasan terisolir.
Dalam beberapa sumber dikatakan bahwa suku tersebut masih menerapkan cara hidup nomaden. Kehidupan nomaden sendiri merupakan bentuk kehidupan yang selalu berpindah-pindah. Artinya suku tersebut selama hidupnya tidak menetap di suatu tempat.
Terdapat tiga macam cara kehidupan nomaden, yakni sebagai pemburu, penggembala, dan pengelana. Namun belakangan, diketahui mereka sudah bisa menetap dengan berkebun.
Hal ini dibuktikan pada 2017 lalu, di mana musibah kebakaran melanda Pulau Seram. Lahan pertanian suku Mausu Ane ikut terbakar. Saat itu, Pemerintah Daerah Maluku ingin merelokasi mereka, namun mereka menolak.
Selain itu, diketahui bahwa Suku Mausu Ane ini tidak bisa berbahasa Indonesia. Terlebih, karena terisolir, suku ini masih takut dan lari apabila bertemu dengan orang asing.
SUMBER