logo
×

Jumat, 13 Juli 2018

Soal Partai Allah dan Partai Setan, TGB Akhirnya Berikan Penjelasan Sepeti Ini

Soal Partai Allah dan Partai Setan, TGB Akhirnya Berikan Penjelasan Sepeti Ini

NUSANEWS - Tuan Guru Bajang (TGB)  Zainul Majdi  Beri Penjelasan Soal Partai Allah dan Partai Setan ala Amien Rais.

Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB) menyatakan tidak setuju dengan adanya sebutan partai Allah dan partai setan.

Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV, TGB terang-terangan menyebut jika penggolongan partai Allah dan partai setan adalah sebuah kekeliruan.

"Saya tidak setuju dengan penggolongan partai Allah dan partai setan, itu salah konteks, karena partai apa yang ada di Indonesia bisa mengeklaim partainya sebagai hizbullah, dengan kriteria apa dirinya bisa menyebut partainya hizbullah, lalu dengan kriteria apa orang bisa menyebut partai setan, atas dasar apa menuduh sebuah partai setan, sehingga menurut saya penggunaan istilah dalam konteks diametral antara keimanan dan kekufuran antara haq dan bathil tidak pas digunakan untuk kostestasi politik, seharusnya politik dijadikan hal-hal untuk menggali yang positif," ujar TGB.

Sebelumnya, politisi Demokrat itu mengatakan bahwa tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang berisi soal perang sebagai ceramah untuk politik
Menurutnya kontestasi politik berbeda dengan perang.

"Ada banyak sekali beberapa orang, berorasi di depan publik, ada ayat Surat Ali Imran, Al Anfal, dan At-Taubah, itu yag kerap digunakan untuk konstestasi politik, nah saya menganjurkan agar tidak menggunakan ayat-ayat perang, saya tidak bisa membayangkan jika publik berpikir bahwa pilkada seperti halnya perang yang dilakukan Rosulullah dan para sahabat, pasti hal itu akan terjadi permusuhan, padahal tahun 2014 belum selesai dan besok 2019 diproduksi lagi," ujar TGB.

TGB lantas mengatakan bahwa di dalam pemilu yang paling penting adalah kompetisi dalam kebaikan.

"Dalam konteks ayat perang saat itu kaum kafir quraish ingin menghancurkan Madinah, peperangan antara yang haq dan bathil (benar dan salah), sementara saat ini kan tidak ada yang ingin menghancurkan, semuanya ingin berbuat baik agar Indonesia maju ke depan, Indonesia yang mampu kompetitif dengan negara lain," ujar TGB.

Menurutnya, pemilu hanya mekanisme mencari pemipin yang terbaik

"Pemilu adalah mekanisme 5 tahunan, kita bisa mencari yang terbaik, hal-hal yang bisa ditawarkan untuk bangsa, maka itu yang kita pilih," ujarnya

Nama Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) marak dibicarakan akhir-akhir ini.

Ini tak lepas dari pernyataan TGB yang mengejutkan. TGB dalam beberapa kesempatan tiba-tiba menyatakan dukungannya ke Presiden Jokowi.

Menurut dia, Presiden Jokowi layak untuk melanjutkan kepemimpinannya selama dua periode.

TGB menilai program pembangunan Jokowi khususnya di Indonesia timur harus diselesaikan.

Inilah yang membuat gempar jagat politik Indonesia. TGB selama ini diasosiasikan sebagai 'musuh' Jokowi.

Latar belakangnya yang Islam, dan sempat mengikuti Aksi Bela Islam, membuat orang memposisikan TGB berseberangan dengan Jokowi.

TGB dianggap sebagai tokoh politik sekaligus ulama yang bergandengan tangan dengan ulama-ulama oposisi lainnya seperti Habib Rizieq Shihab, Bachtiar Nasir dan Ustaz Abdul Somad.

Ulama-ulama oposisi ini disebut tidak suka dengan pemerintahan Jokowi yang dianggap anti Islam karena mengkriminalisasi para tokoh Islam dan mendukung Ahok.

Makanya begitu TGB mengeluarkan pernyataan dukungan ke Jokowi, membuat para ustaz oposisi kaget.

Ustaz Abdul Somad yang diketahui getol mendukung TGB duduk sebagai RI 1 atau RI 2, pun tidak bisa berkomentar banyak.

Lewat akun Instagramnya, Abdul Somad, menulis "Tunggu HRS (Habib Rizieq Shihab)" saat menjawab pertanyaan jemaahnya tentang sikap TGB yang mendukung Jokowi.

Beberapa hari usai TGB mengeluarkan pernyataan dukungan ke Jokowi, ada sebuah pertemuan penting para ustaz, ulama di Jakarta, Indonesia.

Pertemuan itu bernama Pertemuan Ulama dan Da'i se Asia Tenggara, Afrika dan Eropa ke-V.  Para ustaz populer asal Indonesia hadir dalam pertemuan penting ini.

Sebut saja Ustaz Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Bachtiar Nasir dan Ustaz Felix Siauw.

Ternyata di tengah konferensi pers, Ustaz Bachtiar Nasir sempat membahas tentang dukungan TGB ke Jokowi.

Ini bermula ketika, Ustaz Zaitun Rasmin sebagai moderator meminta Bachtiar Nasir bicara.

Bachtiar Nasir berada di depan bersama Ustaz Abdul Somad dan Ustaz Adi Hidayat.

Di dalam penyampaiannya, Bachtiar Nasir awalnya menyampaikan kegelisahannya tentang perpecahan umat.

Di tengah pembicaraannya, Ustaz Bachtiar Nasir mencoba menyelipkan pembahasan tentang TGB.

"Poin kedua ingin saya katakan, terutama kasus TGB..," ujarnya. Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Ustaz Zaitun Rasmin langsung memotong pembicaraan Bachtiar Nasir.

"Jangan dulu masuk ke situ," sela Zaitun Rasmin.

"Ndak ini kasus cuma untuk mempersatukan," imbuh Bachtiar Nasir. Akhirnya Bachtiar Nasir gagal membicarakan masalah TGB di hadapan para ustaz se Asia Tenggara, Afrika dan Eropa.


Dari video wawancara yang beredar, Bachtiar Nasir mengatakan, tokoh-tokoh Islam diharapkan umat senantiasa bersama umat saat menang kalah, susah atau senang.

"Jadi kalau ada tokoh yang berijtihad untuk kepentingan pribadi dan daerahnya, kepentingan pribadi dan kelompoknya, lalu kelihatan oleh umat berseberangan, saya pribadi menganggap itu adalah manuver politik. Saya yakin untuk kepentingan bangsa juga walau dari sudut pandang kelompok atau daerahnya. 

Ambil saya TGB. Keputusan TGB lebih melihat pada kepentingan dirinya dan NTB nya. Alasannya yang saya baca karena Pak Jokowi sering kesana sementara Prabowo tidak. Ijtihad ini dia lupa. Dia hanya melihat dari kacamata dirinya. 

Padahal, umat maunya dari kemaslahatan umat secara keseluruhan. Jadi tidak boleh dia menempatkan dirinya sebagai orang lokal daerah tertentu karena ceramahnya sudah ke seluruh Indonesia. Nah kalau ada umat marah, ya harus dimaklumi. 

Karena umat itu maunya sederhana saja. Pemimpinnya stand with umat menang atau kalah, susah atau senang. Ini yang harus diambil ibrahnya. Saya menghargai itu ijtihad politik dia. Tapi ga boleh juga kecewa, kalau umat marah. Karena sudah terlanjur selama ini besar bersama umat" 

Sebelumnya Ustaz Abdul Somad mendukung TGB untuk maju sebagai Presiden RI.

Dukungan ustaz Abdul Somad terhadap Tuan Guru Bajang dilontarkan saat acara Kongkow Kekeluargaan, Keorganisasian, dan Kebangsaan, Organisasi Internasional Alumni Al Azhar Cabang Indonesia.

Abdul Somad dan Tuan Guru Bajang ()

Di dalam sambutannya, Ustaz Abdul Somad mengatakan, diundang ke NTB.

"Saya sampaikan ke masyarakat NTB saya tak perlu datang ke NTB karena suara 6 juta itu sudah di tangan. Yang perlu kita datangi itu, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah. Di sana ada 60 juta suara. Jadi kantong-kantong suara ini kita rebut untuk menuju...," kata Abdul Somad yang langsung disambut tepuk tangan peserta.

"Saya berjanji ke Tuan Guru, saya tak datang ke NTB, namun jadwal saya di 2018 sampai hari 'H' mencoblos di 2019, saya akan sampaikan dimana-mana posisi, dimana Tuan Guru yang bisa datang, kita juga mau ke situ. Misalnya, kebetulan jadwal saya di bulan ini di Ambon, Tuan Guru bisa hadir, maka langsung saja. Syukur-syukur pada hari itu, nomor sudah dapat di tangan. apa harus begini, begini," ungkap Abdul Somad yang langsung disambut tepuk tangan dan luapan kegembiraan para peserta.

"Coba kawan-kawan bayangkan, kita ini pulang, ke tanah air bisa dikelompokkan. Pertama akademisi di kampus. Yang di kampus paling tidak 1 semester menguasai 10 lokal. Itu sudah berapa suara. Kedua kelompok Sofa Marwa. Satu bulan ada tujuh keberangkatan. Itu berapa yang bisa kita masukkan lewat manasik. Ketiga adalah pegawai. Semua Al Quran yang dicetak melalui mereka. Link link ini kita hidupkan lagi," ujar Abdul Somad.

Tuan Guru Bajang pun menanggapi apa yang disampaikan Abdul Somad.

"Apa yang terucap itu adalah suara hati dan harapan. karena itu menyangkut saya dan besar sekali husnudzan dan yang menyampaikan itu terhadap pribadi saya, saya menyampaikan jazakumullahu khairan katsiran setelah beristighfar pada Allah SWT," ujarnya.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: