
NUSANEWS - Presiden Jokowi terus berusaha menyehatkan kondisi ekonomi. Setelah mengundang para pengusaha kakap, kemarin, Jokowi mengundang pengusaha generasi kedua dan anak konglomerat ke Istana Negara untuk membahas kondisi ekonomi.
Rombongan pengusaha dipimpin oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani. Ada 26 koleganya yang ikut.
Adapun 26 pengusaha tersebut yakni Garibaldi Thohir dari Adaro, Anindya N. Bakrie dari Bakrie Group, dan Muki Hamami dari Trakindo Utama. Lalu ada pula Martin Hartono dari PT Djarum, Anthony Pradiptya dari Plug and Play, dan Anton Salim dari Salim Group.
Lalu Michael Soeryadjaya dari Saratoga Investama Sedaya, Michael Widjaja dari Sinarmas, Budi Susanto dari Alfamart, dan Arini Sarraswati Subianto dari Persada Capital Investama. Kemudian ada Arif Patrick Rachmat dari Triputra Agro Persada, Arif Suherman dari Cineplex, dan Richard Halim Kusuma dari Agung Sedayu Group.
Lalu ada pula Pandu Patria Sjahrir dari Toba Bara, John Riady dari Lippo Group, Alvin Sariaatmadja dari Emtek, Anderson tanoto dari Royal Golden Eagle, Yaser Raimi Arifin Panigoro dari Medco Group, dan Jonathan Tahir dari Mayapada.
Kemudian ada Ivan Batubara yang menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Sumatera Utara, Dayang Donna Farouk yang menjabat Ketua Umum Kadin Kaltim, dan Arus Abdul Karim yang menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Sulawesi Tengah. Serta ada Kukrit Suryo Wicaksono yang menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Jawa Tengah, Gandi Sulistiyanto Soeherman dari Sinarmas, dan Agus Prayoga.
Menurut Rosan, kehadirannya ke Istana Negara dalam rangka menemani anak-anak miliarder, bukan agenda Kadin. Pelaku usaha yang dibawanya merupakan anak dari para pengusaha sukses di Indonesia, atau konglomerat generasi kedua di Indonesia.
“Ini atas permintaan Presiden Jokowi langsung untuk bertemu. Beliau menghubungi saya meminta mengundang. Ini anak-anak generasi kedua konglomerat Indonesia,” ujar Rosan.
“Presiden meminta saya menghubungi anak-anak pemilik perusahaan. Lihat saja yang datang anaknya langsung pemilik perusahaan,” imbuhnya.
Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno berbicara soal ketidakpastian ekonomi global. Misalnya, mengenai perang dagang Amerika Serikat dan China, serta pelemahan mata uang Turki.
Jokowi menyebut situasi ekonomi dunia belum dapat diprediksi. “Kalau dulu orang berbicara takut pada perang dagang China-Amerika, sekarang tambah lagi dengan urusan Turki. Dan enggak tahu ada ketidakpastian apa lagi yang menyebabkan ekonomi dunia semakin tidak menentu,” katanya.
Bahkan, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, tidak punya saran untuk Indonesia menghadapi kondisi ekonomi global. “Semuanya sulit diprediksi,” sambung Jokowi.
Dia berharap, Indonesia bisa mengatasi ketidakpastian ekonomi global. Apalagi, di dalam negeri sendiri, Indonesia masih terkendala defisit transaksi berjalan. Karena itu, pemerintah tengah fokus memperbaiki neraca perdagangan.
Diakuinya, belum banyak yang dilakukan untuk memperbaiki transaksi berjalan. Untuk mengatasi defisit itu, bisa dilakukan dengan program campuran biodiesel dan menggenjot jumlah turis asing ke Indonesia.
Presiden menjelaskan semua yang disampaikan menjadi pekerjaan rumah bersama, baik di Kadin Pusat maupun daerah.
“Tapi intinya kita ingin tidak melulu konsentrasi pada pertumbuhan ekonomi. Yang lebih penting menurut saya, kualitas pertumbuhan ekonomi itu sendiri,” pungkas Jokowi.
SUMBER