logo
×

Selasa, 28 Agustus 2018

Jokowi Curhat Kondisi Ekonomi, Undang Pengusaha Kakap ke Istana

Jokowi Curhat Kondisi Ekonomi, Undang Pengusaha Kakap ke Istana


NUSANEWS - Presiden Jokowi terus berusaha menyehatkan kondisi ekonomi. Setelah mengundang para pengusaha kakap, kemarin, Jokowi mengundang pengusaha generasi kedua dan anak konglomerat ke Istana Negara untuk membahas kondisi ekonomi.

Rombongan pengusaha dipimpin oleh Ketua Umum Ka­mar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani. Ada 26 koleganya yang ikut.

Adapun 26 pengusaha terse­but yakni Garibaldi Thohir dari Adaro, Anindya N. Bakrie dari Bakrie Group, dan Muki Hama­mi dari Trakindo Utama. Lalu ada pula Martin Hartono dari PT Djarum, Anthony Pradiptya dari Plug and Play, dan Anton Salim dari Salim Group.

Lalu Michael Soeryadjaya dari Saratoga Investama Sedaya, Michael Widjaja dari Sinarmas, Budi Susanto dari Alfamart, dan Arini Sarraswati Subianto dari Persada Capital Investama. Ke­mudian ada Arif Patrick Rach­mat dari Triputra Agro Persada, Arif Suherman dari Cineplex, dan Richard Halim Kusuma dari Agung Sedayu Group.

Lalu ada pula Pandu Patria Sjahrir dari Toba Bara, John Ri­ady dari Lippo Group, Alvin Sariaatmadja dari Emtek, Anderson tanoto dari Royal Golden Eagle, Yaser Raimi Arifin Panigoro dari Medco Group, dan Jonathan Tahir dari Mayapada.

Kemudian ada Ivan Batu­bara yang menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Sumatera Utara, Dayang Donna Farouk yang menjabat Ketua Umum Kadin Kaltim, dan Arus Abdul Karim yang menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Sulawesi Tengah. Serta ada Kukrit Suryo Wicaksono yang menjabat se­bagai Ketua Umum Kadin Jawa Tengah, Gandi Sulistiyanto Soeherman dari Sinarmas, dan Agus Prayoga.

Menurut Rosan, kehadirannya ke Istana Negara dalam rangka menemani anak-anak miliarder, bukan agenda Kadin. Pelaku usa­ha yang dibawanya merupakan anak dari para pengusaha sukses di Indonesia, atau konglomerat generasi kedua di Indonesia.

“Ini atas permintaan Presiden Jokowi langsung untuk bertemu. Beliau menghubungi saya meminta mengundang. Ini anak-anak generasi kedua konglomerat Indonesia,” ujar Rosan.

“Presiden meminta saya menghubungi anak-anak pemilik perusahaan. Lihat saja yang da­tang anaknya langsung pemilik perusahaan,” imbuhnya.

Presiden didampingi Men­teri Sekretaris Negara Pratikno berbicara soal ketidakpastian ekonomi global. Misalnya, mengenai perang dagang Amerika Serikat dan China, serta pelemahan mata uang Turki.

Jokowi menyebut situasi ekono­mi dunia belum dapat diprediksi. “Kalau dulu orang berbicara takut pada perang dagang China-Amerika, sekarang tambah lagi dengan urusan Turki. Dan enggak tahu ada ketidakpastian apa lagi yang menyebabkan ekonomi dunia se­makin tidak menentu,” katanya.

Bahkan, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, tidak punya saran untuk Indonesia menghadapi kondisi ekonomi global. “Semuanya sulit diprediksi,” sambung Jokowi.

Dia berharap, Indonesia bisa mengatasi ketidakpastian ekono­mi global. Apalagi, di dalam negeri sendiri, Indonesia masih terkendala defisit transaksi ber­jalan. Karena itu, pemerintah tengah fokus memperbaiki ne­raca perdagangan.

Diakuinya, belum banyak yang dilakukan untuk memper­baiki transaksi berjalan. Untuk mengatasi defisit itu, bisa dilaku­kan dengan program campuran biodiesel dan menggenjot jum­lah turis asing ke Indonesia.

Presiden menjelaskan semua yang disampaikan menjadi pekerjaan rumah bersama, baik di Kadin Pusat maupun daerah.

“Tapi intinya kita ingin tidak melulu konsentrasi pada pertum­buhan ekonomi. Yang lebih penting menurut saya, kualitas per­tumbuhan ekonomi itu sendiri,” pungkas Jokowi.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: