logo
×

Minggu, 02 September 2018

Berkhianat dari Demokrat, Deddy Mizwar: Saya Enggak Perlu Katakan Alasannya

Berkhianat dari Demokrat, Deddy Mizwar: Saya Enggak Perlu Katakan Alasannya

NUSANEWS - Deddy Mizwar ditunjuk oleh Tim Nasional Kampanye (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai juru bicara. Sikapnya tersebut mendapatkan sorotan karena mantan artis yang kini terjun penuh ke dunia politik tersebut merupakan Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) DPD Partai Demokrat Jawa Barat.

Ketika ditanya alasan mengapa dirinya lebih memilih Jokowi-Ma'ruf, Deddy memilih bungkam.
"Saya enggak perlu katakan itu kepada siapa-siapa sebenarnya karena pers ini akan membandingkan nantinya. Saya tidak mau," ujar Deddy yang ditemui di Pondok Cemara, Menteng, Sabtu (1/9/2018).

Pria yang akrab disapa dengan nama pendek Demiz ini meminta untuk tidak perlu mempermasalahkan hal ini sebab pandangan tiap orang berbeda-beda ketika melihat pasangan bacapres dan bacawapres.

"Biarkanlah saya dengan persepsi saya dalam melihat pasangan (bacapres dan bacawapres). Kalian juga rakyat dengan persepsinya masing-masing dari melihat pasangan (bacapres dan bacawapres)," ucapnya.

Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat ini pun tidak akan memaksakan cara pandangnya untuk diterima oleh orang lain karena ia berprinsip untuk menyampaikan kebaikan atas pilihannya bukan menyampaikan keburukan tentang apa yang tidak dipilihnya.

"Enggak bisa saya paksakan kehendak saya, persepsi saya terhadap seseorang. Itulah kewajiban kita menyampaikan yang baik tentang siapa yang kita dukung, bukan mengatakan yang buruk kepada yang tidak kita dukung, jadi indah pemilihan ini," kata Demiz.

Namun kemudian, Demiz menyampaikan, dalam memilih sesuatu sebisa mungkin untuk memilih yang paling sedikit keburukanny.

"Tapi dalam agama kita, jika memilih, pilih yang lebih baik atau yang minimal buruknya kurang, lebih sedikit mudhorotnya," pungkasnya.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: