logo
×

Senin, 17 September 2018

Bulog Akui Harga Beras OP Lebih Mahal

Bulog Akui Harga Beras OP Lebih Mahal

NUSANEWS - Pemerintah menurunkan harga beras medium Operasi Pasar (OP) menjadi Rp 8.250 per kilogram di pengecer, dengan harapan sampai di tangan konsumen di harga Rp 8.500.

Harga beras Bulog pun kini dianggap lebih mahal ketimbang harga beras lokal.

Direktur Pengadaan Bulog, Bachtiar menjelaskan, hal ini karena harga beras impor mengalami kenaikan. Ada selisih harga sebesar Rp 1.400 per kg, antara importasi beras tahun 2018 ini dengan importasi pada tahun 2016 lalu.

"Untuk tahun sekarang kita impor, bila dibanding dengan impor 2016, itu (dulu) harganya 398 dolar AS, sedangkan yang sekarang 457,36 dolar AS. Jadi selisihnya itu antara Rp 6.018 dan Rp 7.500, selisih Rp 1.400 perkilogram," jelas Bachtiar dalam keterangannya, Senin (17/9).

Direktur Bulog Budi Waseso menambahkan, dengan adanya selisih harga itu, sulit bagi Bulog untuk bisa bersaing dengan harga beras lokal saat melakukan OP.

"Dengan selisih harga yang lebih mahal,  kita kalau Operasi Pasar menggunakan beras impor jadi lebih mahal. Ditambah lagi kalau kita (tambah impor) kurs dolar meningkat. Itulah sebabnya, kita menghindari impor," ujar Buwas.

Untuk urusan stok, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengklaim masih aman ketersediaan beras lokal di pasar masih banyak. Hal itu diketahui saat melakukan pengecekan bersama Dirut Bulog ke Pasar Induk Kramat Jati dan PIBC.

"Cipinang kita cek (stok) 47 ribu ton. Kemudian harga terendah yang kami cek, harga terendah kita lihat bersama tadi itu ada Rp 8.200 per kilogram", ujar Mentan.

Terjaganya stok beras di pasar menurut Amran karena produksi yang juga terhadap di musim kemarau.[wid]

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: