logo
×

Sabtu, 01 September 2018

Gagal napas, jemaah haji Surabaya meninggal saat tiba di Tanah Air

Gagal napas, jemaah haji Surabaya meninggal saat tiba di Tanah Air

NUSANEWS - Jemaah haji kelompok terbang (kolter) 11 debarkasi Surabaya, Jawa Timur, tiba di Tanah Air, Jumat (31/8) dini hari. Salah satu jemaah bernama Muh Rafik (75) asal Pangerangan, Sumenep, Madura ini mengalami sesak napas.

Wakil Kepala Bidang Kesehatan Panitian Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, dr Zainul menjelaskan, pasien meninggal sesaat setelah turun dari pesawat di Bandara International Juanda Surabaya di Sidoarjo.

"Pasien meninggal karena gagal napas," kata Zainul.

Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Rafik sempat dievakuasi ke mobil ambulance untuk dibawa ke Rumah Sakit (RS) Haji Sukolilo. "Belum sempat masuk rumah sakit, di perjalanan beliau sudah meninggal dunia," sesal Zainul.

Memang, lanjutnya, berdasarkan data surat kematian dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya, Rafik memiliki riwayat emfisema dan gagal jantung sejak 5 tahun terakhir.

Namun saat akan berangkat haji, tim dokter RS Haji Sukolilo menyatakan kondisi kesehatan Rafik tidak bermasalah dan bisa berangkat ke Tanah Suci, Mekkah. Bahkan, bisa menuntaskan ibadah hajinya hingga kembali ke Tanah Air.

Hanya saja, tambah Zainul, sejak tiga hari menjelang pemulangan, yaitu tanggal 27 Agustus, kondisinya mulai terlihat memburuk. Oleh tim kesehatan, Rafik dibawa ke sektor dengan terapi nebuleser dan diinfus.

"Sehingga kondisinya kembali membaik," jelas dia.

Selanjutnya, bersama jamaah kloter 11 lainnya, Rafik bertolak dari Bandara Jeddah menggunakan Pesawat Saudia Arabia Airline dengan nomer penerbangan SV5410 sekitar pukul 13.02 waktu setempat.

Pasca-pesawat take off dari Bandara Jeddah, sekitar pukul 15.00 Waktu Arab Saudi (WAS), kondisi almarhum mulai melemah. Sehingga dilakukan tindakan oleh dokter TKHI. Sekitar pukul 18.00 WAS, pasien yang didampingi putranya, Ahmad Ghozali ini mengalami apneu.

"Oleh tim kesehatan, beliau diberikan tindakan dengan memberi oxigen full, infus RL, injex dexa, trip aminophylin, tekanan darah 90/60, nadi 100x/menit," papar Zainul.

Setelah itu, masih kata Zainul, nafas almarhum mulai kembali teratur dan dokter TKHI menyarankan untuk memakai O2 sampai tiba di Tanah Air.

"Pukul 03.05 WIB, pesawat landing di Bandara Juanda dan pasien kembali sesak nafas dan lansung dievakuasi dengan ambulans. Pukul 03.20 WIB, pasien meninggal dunia di dalam ambulans sebelum sampai ke rumah sakit," tandasnya.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: