
NUSANEWS - Tidak ada satu pun program atau bentuk sosialisasi pemerintah terhadap peringatan Hari Maritim Nasional.
Padahal penertapan tanggal 23 September sebagai Hari Maritim Nasional dilandasi peristiwa bersejarah yakni Musyawarah Maritim Nasional di tahun 1963.
Ketua Garda Nawacita Abdullah Kelrey mengutarakan kekecewaannya kepada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang telah memiliki visi poros maritim dunia.
"Mana komitmen Pak Jokowi termasuk pendukung-pendukungnya itu yang katanya punya visi mewujudkan poros maritim dunia," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (23/9).
Jokowi yang kini menjadi capres petahana, menurut pandangannya, tidak konsisten dengan janji-janji yang didengungkan pada Pilpres 2014 lalu.
"Yang paling kelihatan saja, sekarang Hari Maritim Nasional kok tidak ada peringatannya atau memang Jokowi tidak tahu," kata Kelrey.
Jika dokumen sejarah yang penting bagi pembangunan maritim dilupakan maka sudah pasti ketika bicara maritim secara keseluruhan hanya menjadi omong kosong.
"Tidak perlu jauh-jauh ke masalah pilar pembangunan maritim yang ada tujuh pilar, sejarah maritim bangsa ini saja tidak paham," jelas Kelrey.
Untuk itu, Garda Nawacita yang pada 2014 mendukung penuh Jokowi karena visi Nawacita dan poros maritim dunia kini trauma jika harus mendukung lagi di Pilpres 2019.
"Kita kapok menelan janji-janji kosong, seperti maritim ini contohnya. Yang katanya mau wujudkan kejayaan bangsa di laut tapi pada kenyataannya rapor-nya justru merah semua di bidang maritim," tegas Kelrey. [wah]
SUMBER