NUSANEWS - Prajurit TNI mengajar di sekolah tapal batas RI-Malaysia, tepatnya di Pulau Sebatik. Anak-anak yang diajar kebanyakan putra-putri dari tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia.
Sebagaimana keterangan pers dari Dinas Penerangan Korps Marinir (Sebatik) yang diterima detikcom, Senin (17/9/2018), ada empat prajurit yang menjadi guru di tapal batas ini, mereka adalah personel Satgas Marinir Ambalat XXIII yang menjaga perbatasan RI-Malaysia. Mereka adalah Kopda Marinir M Khoirul Anwar, Kopda Mar Satiman, Praka Mar Muhamad Juber, dan Sertu Mar Mustofa.
Foto: SD di Tapal Batas, Sebatik Tengah. (Dok Dispen Kormar) |
"Tugas kami di sini selain menjaga perbatasan Negara Republik Indonesia-Malaysia juga melaksanakan kegiatan pembinaan Teritorial. Salah satunya menjadi tenaga pengajar pada Sekolah Tapal Batas yang setara dengan Sekolah Dasar ini. Kami mengisi materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Keagamaan, olah raga, Kedisiplinan, dan Eskul beladiri" ujar pimpinan Satgas, Kapten Marinir Yusuf Muchram Pribadi.
Foto: SD di Tapal Batas, Sebatik Tengah. (Dok Dispen Kormar) |
Sekolah Tapal Batas berdiri pada tahun 2012 dengan Kepala Sekolah bernama Suraidah yang merupakan seorang bidan desa. Sekolah ini hanya memiliki tenaga pengajar sukarela sebanyak tiga orang, dengan jumlah siswa siswi 47 orang yang terbagi dalam lima kelas. Mayoritas siswa-siswi sekolah ini adalah anak-anak dari TKI yang bekerja di Malaysia. Satgas Marinir saat ini ingin membantu Sekolah tersebut sebagai tenaga pengajar sukarela dan membantu pembangunan sarana dan fasilitas sekolah.
"Jika bangsa bersatu maka menjadi kuat, jika bangsa bercerai maka bangsa menjadi lemah, jika bangsa lemah maka mudah dijajah. Untuk itu nilai Sumpah Pemuda harus diamalkan," demikian penjelasan Kopda Marinir M Khoirul Anwar kepada puluhan anak murid kelas III Sekolah Tapal Batas, saat mengajarkan materi pelajaran Kewarganegaraan.
Foto: SD di Tapal Batas, Sebatik Tengah. (Dok Dispen Kormar) |
SUMBER