
NUSANEWS - Rupiah masih terus terombang-ambing. Di tahun ini saja, posisi rupiah paling lemah sempat menyentuh Rp 14.940/US$.
Apa sih yang menyebabkan nilai rupiah terus melemah?
"Sumber utama dari pelemahan kurs yakni di tengah interest rate [bunga acuan] dari AS yang meningkat dan ditambah trade war yang Tiongkok respons melakukan pelemahan kurs," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, saat rapat dengan DPR, Senin (10/9/2018).
"CAD [Current Account Deficit/Defisit Transaksi Berjalan] akan dibatas 3% dan menurun di 2019 dan ini tentu catatan kami adalah banyak tergantung dari banyak lakukan upaya-upaya turunkan CAD."
Menurut Mirza, volatilitas kurs rupiah akan lebih stabil di 2019. Ia memproyeksikan suku bunga AS akan mencapai puncaknya tahun depan.
"Jika suku bunga AS 2019 pada tetap puncak bahwa perkirakan turun setelah 2019 bisa 2020, 2021, maka kami perkirakan volatilitas kurs 2019 harusnya lebih rendah dari 2018. Kisaran proyeksi tersebut di 2019 lebih rendah dari sebelumnya," tegas Mirza.
"Proyeksi nilai tukar rupiah 2019 Rp 14.300-Rp 14.700/US$," tambah Mirza.
SUMBER