
NUSANEWS - Putri presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, mengatakan ada kemungkinan penggunaan isu SARA di Pilpres 2019. Yenny meminta isu SARA tak digunakan karena bisa memecah belah masyarakat.
"Kemarin saya ditanya di sebuah forum di Singapura, 'Apakah faktor agama akan jadi isu dalam politik ke depan Indonesia?' Saya bilang, 'Ya.' 'Apakah isu agama akan dipakai di pilpres nanti?' Saya jawab, 'Ya,'" kata Yenny dalam sebuah diskusi LSI di Hotel Sari Pasific, Jakarta Pusat, Senin (24/9/2018).
Yenny melihat isu SARA berpotensi dipakai, baik oleh pihak Joko Widodo ataupun Prabowo Subianto. Namun dia berharap timses kedua kubu tidak menggunakan isu tak mendasar.
"Saya jawab 'iya' dan dipakai kedua belah pihak. Kenapa? Karena Prabowo diserang karena dianggap akan mempromosikan khilafah, Jokowi diserang karena dianggap keluarga PKI. Jadi lebih baik kita proporsional. Kita boleh mendukung jadi timses siapa pun, tapi tak boleh gunakan isu yang tak mendasar," jelas Yenny.
Yenny juga mengatakan masyarakat harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Sebab, salah satu faktor yang bisa memecah belah juga melalui isu yang berkembang di medsos.
"Soal intoleransi politik menjadi PR besar karena faktor medsos yang akan membuat pembelahan," ujarnya.
Meski demikian, Yenny tak sepakat jika Indonesia disebut sebagai negara yang intoleran. Sebab, menurutnya, hal itu tak hanya ada di Indonesia, tapi juga ada di negara lain.
"Namun saya nggak terima kalau media asing kemudian mengatakan Indonesia jadi intoleran ya, Indonesia jadi radikal ya, tidak. Indonesia memang ada peningkatan intoleransi, tapi ini bukan hanya tren di Indonesia, tapi tren yang terjadi di dunia. Maka Indonesia tidak sendiri. Jadi trennya dunia, bukan Indonesia," tutur Yenny.
SUMBER