
NUSANEWS - Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menanggapi rilis dari lembaga survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) terkait hasil survei tren elektabilitas calon presiden di Pilpres 2019 untuk pasangan nomor urut 1, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, dan pasangan nomor urut dua, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf 60,4 %, Prabowo-Sandi 29,8% dan tidak tahu 9,8%.
Menurut Dahnil, hasil survei itu biasa saja. Apalagi dengan sumber daya yang dimiliki petahana mulai dari uang, birokrasi dan lainnya.
"Dengan berbagai sumber daya yang dimiliki, mulai dari uang, birokrasi dan lainnya, biasa saja, petahana awalnya jamak memang lebih tinggi hasil surveynya," kata Dahnil kepada kumparan, Minggu (7/10).
"Belajar dari kasus survei pilkada misalnya. Survei Pak Foke dulu juga lebih tinggi dibandingkan Pak Jokowi. Survey Ahok juga jauh lebih tinggi dibandingkan Anies. Dulu ketika Pilkada DKI, hasilnya? Pak Foke kalah, pun demikian Ahok," lanjut dia.

Bahkan banyak survei-survei yang dilakukan mengalami kegagalan memprediksi. Alasannya disampaikan Dahnil karena mereka tidak mampu memotret secara update preferensi pemilih dan dinamika sikap pemilih.
"Apalagi dengan jangka waktu pilpres yang masih 7 bulan lagi. Wajar bila petahana surveinya lebih tinggi, dan itu terjadi di banyak tempat, namun belakangan ini terlalu sering lembaga survei salah dan hasilnya petahana kalah," ucap Dahnil.
Survei itu dilakukan pada tanggal 7-14 September 2018 dengan metode multistage random sampling. Sebanyak 1.220 responden terlibat, namun hanya 1.074 responden yang merespons. Metode survei berada pada margin of error sekitar +/- 3,05%.
"Jika hanya diukur dari posisi capres, Jokowi tetap mengungguli Prabowo di posisi 47,4 % "Kami melakukan penelitian jika pemilihan digelar sekarang siapa yang dipilih sebagai presiden. Hasilnya, Jokowi 47,4% dan Prabowo 21,8%," ujar Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan di kantornya, Jakarta, Minggu (7/10).
Menurut Djayadi, perolehan tersebut murni reaksi spontan dari masyarakat. Karena bersifat spontan, maka, ada nama-nama lainnya yang turut disuarakan para responden.
"Di bawah dua nama itu, ada nama Sandiaga Uno (Sandi) mendapatkan 0,2 % (suara), Gatot Nurmantyo 0,2 %, Mahfud MD 0,2 %, Amien Rais 0,1% hingga Basuki Tjahja Purnama 0,1%," tuturnya.
SUMBER