
NUSANEWS - Seorang kakek dengan tega membacok tetangganya sendiri hingga tewas. Kasus ini diduga berlatar belakang cemburu.
Wajib harus berurusan dengan polisi setelah membunuh Supangat. Kakek 72 tahun itu membacok Supangat yang sedang tidur di rumahnya di Desa Jenggolo, kecamatan Jenu, Tuban.
Supangat yang sedang tidur siang di kamar rumahnya sendiri mendadak berteriak histeris. Luka parah di perutnya membuatnya terbangun. Sontak saja Hartini (48), istri Supangat, langsung menghampiri suaminya yang berteriak keras tersebut.
Karena melihat kondisi suaminya sudah bersimbah darah di atas tempat tidur, Hartini yang juga kaget lantas berteriak minta tolong. Para tetanggapun akhirnya berhamburan keluar rumah dan mengerumuni lokasi kejadian.
"Luka parah kayaknya tadi perutnya yang terbuka mungkin kena sabit. kalau masalahnya sih infonya tadi ramai karena cemburu," terang salah satu tetangga, Ahmad, kepada detikcom, Senin (22/10/2018).
Luka sobek yang cukup parah di bagian perut kiri mengakibatkan perut terbuka dan usus terburai. Pria 54 tahun itu kehabisan darah dan akhirnya tewas di rumahnya. Pelaku pembacokan akhirnya diketahui yakni Kakek Wajib yang merupakan tetangga yang tinggal di depan rumah Supangat.
Polisi yang tiba di lokasi langsung mengamankan TKP dengan memasang garis polisi. Kapolres Tuban AKBP Nanang Haryono membenarkan peristiwa itu. Nanang mengatakan pelaku yakni Kakek Wajib dapat ditangkap.
"Iya benar ada pembacokan yang membuat korbanya meninggal. dan Alhamdulillah tidak sampai tiga jam pelakunya sudah kami amankan bersama alat buktinya," ujar Nanang.
Ditambahkan Nanang, saat ini tim yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Iwan Hari Poerwanto masih bekerja, dan mendapati adanya informasi awal yang diperoleh dari warga sekitar terkait dugaan awal motif pembacokan ini karena kesal dan cemburu. Ada dugaan Supangat berhubungan dengan istri Kakek Wajib sehingga membuat Kakek Wajib cemburu dan berbuat nekat.
"Kalau tadi kami dapat info awal dugaan nya karema cemburu. tapi ini masih kami kembangkan terus. yang penting TKP dan pelaku sudah kami amankan dulu. Biarkan kami bekerja dulu," kata Nanang.
SUMBER