
NUSANEWS - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menghadiri rapat pimpinan nasional Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Ia berpesan agar para santri menjaga perdamaian dalam pemilihan presiden 2019.
"Masalah yang paling dekat kita hadapi ada pileg dan pilpres, oleh karena itu harus kita jaga agar pileg dan pilpres itu tidak menimbulkan perpecahan terhadap bangsa dan negara kita," ujar Ma'ruf dalam sambutannya di Hotel Bintang, Jl Raden Saleh, Jakarta Pusat, Minggu (7/10/2018).
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini kemudian menyinggung berita hoaks yang dibuat Ratna Sarumpaet. Ia mengarahkan para santri jangan menggunakan ujaran kebencian dalam masa pilpres 2019.
"Jangan sampai karena kita memilih caleg dan capres sampai bangsa ini pecah. Jangan ada di dalam menghadapi ini ada ujaran kebencian. Ada hoax, salah satu yang kita hadapi itu hoax. Yaitu kebohongan," ucapnya.
"Kemarin baru ada kebohongan baru, sampai saya ditanya akan ada hari kebohongan nasional, wah ini," lanjutnya.
Bahkan jelasnya, MUI pernah sampai mengeluarkan fatwa cara bersikap dalam dunia media sosial. Fatwa itu dikeluarkan sejak tahun 2017 karena media sosial ini disalahgunakan.
"Jadi saya pikir ini masalah ya, sampai majelis ulama itu mengeluarkan fatwa bermuamalah melalui medsos, namanya muamalah medsosia, karena medsos ini disalahgunakan, ada fitnah, ujaran kebencian. Karena itu mari kita jangan sampai kita ikut terjebak, tapi kita juga harus waspada terhadap informasi yang tidak benar," tuturnya.
Untuk itu, Ma'ruf berpesan keada para santri agar tetap tabayun dalam menerima informasi apapun. Ia mencontohkannya seperti dirinya yang dianggap berjoget pada pengundian nomor urut di Tugu Proklamasi.
"Harus kita tabayun terhadap berita itu, wong saya aja waktu ada pertemuan di Tugu Proklamasi waktu itu ada lagu memuji Pak Jokowi banyak orang berjoget saya bertepuk tangan, itu diberitakan saya berjoget. Saya bilang matanya rabun barangkali, orang tepuk tangan kok dibilang joget," jelasnya.
Berita dianggapnya bertujuan menyudutkan dirinya yang menghilangkan kredibilitas sebagai ulama. Dari situ, ia harap agar para santri tidak terpengaruh dengan adanya berita miring.
"Karena apa? Ingin mendiskreditkan saya kemudian dianggap saya sudah kehilangan kredibilitas sebagai ulama. Ini memang isu yang miring itu harus kita jaga. Karena itu jangan sampai kita ikut seperti mereka. Tapi jangan juga kita terprovokasi dan terbuai oleh pernyataan mereka," pungkasnya.
SUMBER