
NUSANEWS - Tak hanya saat mengaji, 211 santri juga memakai sarung saat mengikuti ujian SIM di Sat Lantas Polres Bondowoso. Tak ayal momen mereka terjatuh dari motor akibat terbelit sarung, jadi bahan tertawaan banyak orang.
Sebelum menjalani ujian praktik mengemudikan sepeda motor, para santri ini diberi bekal materi di ruangan. Para santri dikenalkan semua jenis rambu, aturan-aturan, hingga undang-undang lalu-lintas.
Baru setelah itu, mereka diminta mengikuti ujian praktik mengemudi. Mereka harus melewati jalur dengan halang-rintang yang telah ditentukan polisi.
Tak ayal, mereka tampak sedikit mengalami kesulitan saat melakukan praktik mengemudikan motornya. Sebab, para santri dari berbagai pondok pesantren itu tetap mengenakan sarung. Sedangkan kopiah mereka diganti dengan helm.
Tak sedikit dari mereka terjatuh dari sepeda motor akibat terbelit sarung mereka sendiri. Sontak momen jatuhnya para santri itu menjadi bahan tertawaan para santri lainnya yang memenuhi tempat ujian praktik.

"Ternyata masih banyak jenis rambu dan aturan lalu-lintas yang belum saya ketahui. Akhirnya saya jadi lebih paham tentang berkendara," kata salah seorang santri, Irfan Kamil kepada wartawan di lokasi, Jumat (19/10/2018).
Dari 211 santri yang mengikuti ujian, hanya 78 orang yang lulus. Mereka mendapatkan SIM C gratis dari Polres Bondowoso.
"SIM ini memang sengaja kami berikan secara cuma-cuma pada para santri, tapi tetap mengikuti ketentuan yang ada. Artinya, bukan semata-mata gratis," terang Kapolres Bondowoso AKBP Taufik HZ.
SIM gratis untuk santri ini dibuat untuk menyambut Hari Santri Nasional 22 Oktober nanti. Taufik berharap program ini mampu menekan angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas di wilayah hukumnya.
"Kami juga memberikan pendidikan keselamatan berlalu-lintas. Ini sebagai salah satu cara mengurangi kecelakaan pelajar atau santri," tandasnya.
SUMBER