
NUSANEWS - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menegaskan DPP telah memerintahkan kepada seluruh kader dan caleg untuk tetap satu suara mengkampanyekan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pernyataan ini meluruskan kabar soal sejumlah caleg PAN yang ogah mensosialisasikan Prabowo-Sandi karena tidak menjadi representasi partai.
Hal ini disampaikan saat blusukan ke Dapil Jabar III, Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur untuk menyapa warga Kota Bogor.
"Intrusksi dari DPP PAN sudah jelas, yakni mewajibkan kadernya untuk mengkampanyekan Prabowo dan Sandiaga Uno," kata Eddy melalui keterangan tertulis, Jumat (19/10).
Sejak awal koalisi terbentuk, kata Eddy, PAN sudah komitmen dan setia untuk mendukung Prabowo-Sandiaga Uno.
"Jadi pada intinya, PAN secara solid mendukung Prabowo dan Sandiaga Uno. Seluruh caleg dan kader-kader PAN dimana pun berada harus mendukung penuh Prabowo-Sandi," tegas Eddy.
"Jadi selain mengkampanyekan diri sendiri, setiap kader juga harus mensosialisasikan Prabowo-Sandi, karena Pilpres dan Pileg di 2019 waktunya bersamaan," tambahnya.
Saat menyapa warga Bogor, Eddy menyampaikan salam dari Prabowo-Sandi. Tak lupa, dia mengajak warga kota hujan itu untuk mendukung Prabowo-Sandi saat hari pemungutan suara.
"Warga Bogor semuanya dapat salam dari Pak Prabowo dan Bang Sandi. Jangan lupa nanti juga mendukung capres PAN, Pak Prabowo-Sandi Uno," ujarnya.
Sebelumnya, Sejumlah calon legislatif dari PAN terang-terangan tidak mau mendukung dan mengkampanyekan pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Eddy Soeparno mengaku mendengar langsung dari para calegnya.
"Bahkan sekarang, di antara caleg kita yang berjuang di daerah, 'mohon maaf ketum, mohon maaf sekjen. Tetapi di bawah saya mungkin tidak bisa terang-terangan untuk berpartisipasi dalam pemenangan Pak Prabowo. Karena konstituen saya tidak sejalan dengan itu. Jadi mohon maaf'," kata Eddy.
Eddy menceritakan, saat rapat kerja nasional beberapa waktu lalu 99 persen kader memang menyatakan dukungan pada paslon nomor 02 yaitu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Namun tiga hari kemudian, Eddy menerima beberapa pesan singkat bentuk dari kekecewaan kader karena yang dipilih sebagai cawapres bukan dari partainya.
SUMBER