logo
×

Kamis, 18 Oktober 2018

Tentang Pesta Petasan Bendera Cina di HUT Kulon Progo yang Viral

Tentang Pesta Petasan Bendera Cina di HUT Kulon Progo yang Viral

NUSANEWS - Pesta petasan dan kembang api sebagai pengiring pentas Tari Angguk dalam acara perayaan HUT ke-67 Kulon Progo di Alun-alun Wates menjadi kontroversi. Pemicunya karena ratusan petasan itu melontarkan parasut berbendera negara Cina dan Jepang. Foto dan video peristiwa itu kemudian viral di media sosial.

Dinas Kebudayaan Kulon Progo selaku penanggung jawab dari pentas Tari Angguk dan pesta petasan mengaku tidak mengetahui jika isi petasan terdapat bendera negara asing.

"Kalau dari Dinas Kebudayaan hanya ingin dalam rangka HUT Kulon Progo, menyemarakkan dan nguri-uri nilai budaya yang ada di Kulon Progo. Karena Angguk sebagai seni tari unggulan di Kulon Progo, untuk menyemarakkan acara itu, ditambah kreativitas petasan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Untung Waluya ketika ditemui di kantornya, Rabu (17/10/2018).

Petasan dibeli oleh tim seksi pertunjukan di toko langganan yang berada di Kota Yogya seharga Rp 4 juta satu paket. "Saya tidak ngerti kok kayak begitu. Dan sampai hari ini saya tak punya prasangka apapun terhadap kejadian itu," ujarnya.

"Sehingga ketika ditanya kenapa kok bisa terjadi, saya tidak tahu, saya tidak mengerti, petasan itu beli," jelasnya.

Senada disampaikan Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulon Progo selaku seksi pertunjukan, Joko Mursito.

"Saya orang seni budaya, jiwa saya entertain, pertunjukan. Saya ingin Tari Angguk jadi energi kebaruan dan ikon Kulon Progo, digelar dalam jumlah besar. Lalu saya butuh penguatan untuk gongnya, saya butuh daylight, dan yang saya tahu daylight itu petasan atau kembang api warna-warni," kata Joko ditemui di kantornya, Rabu (17/10/2018).

"Sehingga saya selaku pembeli, pengorder, saya pesan barang. Yang saya tahu saya butuh warna-warni di langit berwarna, ceria, saya tidak ada kebutuhan lain selain warna. Ledakan pun saya cari ledakan yang paling kecil, tapi efek warna yang saya cari, kan senang masyarakat ada petasan warna warni bayangan saya seperti itu," jelasnya.

Joko mengaku dia tidak mengetahui jika ternyata isi dari petasan yang dia pesan ada parasut berbendera Cina. Jika tahu sejak awal, dia menegaskan tidak akan memakai petasan itu dalam konsep pertunjukan.

"Saya tahu berdasar foto yang viral, kok ada seperti ini, saya sempat bertanya apa betul ini di Alun-alun Wates, atau foto ini rekayasa, editan. Karena saya waktu acara fokus pimpin, jadi dirijen tari dan musiknya," terangnya.

Joko menambahkan pemakaian petasan atau kembang api sudah sering dia lakukan ketika mengisi sebuah acara. "Bukan kali pertama, dulu 2015 pas pembukaan Porda DIY, kemudian apel pencak silat Muhammadiyah di Stadion Cangkring, kami pakai daylight. Tapi tidak ada bendera atau aksesoris seperti yang terjadi kemarin itu," sebutnya.

Sementara itu, Polres Kulon Progo langsung melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut.

"Jadi foto dan video yang viral di media sosial itu, soal pesta kembang api yang melontarkan mainan parasut kecil, terbuat dari kertas tipis, yang terdapat bendera Cina, juga Jepang dan Indonesia memang secara peristiwa faktanya betul terjadi," kata Kasubag Humas Polres Kulon Progo, Iptu Sujarwo saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (17/10/2018).

Dalam penyelidikan, polisi memintai keterangan dari beberapa orang saksi. Termasuk mengamankan selongsong petasan yang telah diletuskan. "Ukuran petasan atau kembang api itu di bawah 2 inci, sehingga tidak perlu izin kepolisian dalam penggunaan bahan peledaknya," terang Sujarwo.

"Bahwa kembang api itu produk impor dari Cina, diproduksi tahun 2017 dan dijual oleh pedagang yang berada di Kota Yogya," lanjutnya.

Sujarwo menambahkan, terdapat sekitar 200 petasan yang diletuskan dan melontarkan sekitar 32 parasut. Di antara parasut itu, terikat beberapa bendera negara asing di seutas tali. Parasut yang terlontar itu kemudian menjadi rebutan dan dibawa pulang oleh masyarakat yang menonton acara tersebut.

"Polisi memang melihat peristiwa itu tidak lazim, tapi hasil penyelidikan tidak ada unsur kesengajaan dari penjual maupun panitia pesta kembang api kemarin karena mereka tidak mengetahui apa isi dari kembang api itu, karena kondisi kembang apinya sudah packing barang jadi dari Cina, tinggal pakai," jelasnya.

"Sehingga kesimpulan dari penyelidikan, tidak ditemukan adanya unsur tindak pidana dalam peristiwa terlontarnya parasut bendera negara asing di acara Tari Angguk itu," pungkasnya.



SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: