
NUSANEWS - Persoalan Ekonomi menjadi perhatian serius pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandi. Hingga mengambil nama koalisi “Adil Makmur” sebagai jargon kubu tersebut.
Baru-baru ini, Prabowo Subianto mengumpulkan sejumlah pakar ekonomi untuk membahas persoalan ekonomi yang tengah melanda negeri ini.
Perhatian Prabowo tertuju pada isu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang kian anjlok diangka Rp15.200 perdolar.
Selain itu, dampak yang ditimbulkan dari melemahnya nilai tukar rupiah menjadi pembahasan penting kubu Prabowo bersama tim yang terdiri dari pakar ekonomi Indonesia.
Tim Ekonomi Prabowo coba menawarkan solusi kepada pemerintah agar bisa keluar dari persoalan ekonomi. Tim ekonomi Prabowo yang hadir antara lain Fuad Bawazier, Rizal Ramli, Ecky Awal Mucharam dan Dradjad Wibowo.
“Intinya, kami memandang sangat serius situasi sekarang dan kita akan menyusun langkah-langkah yang tepat mengatasi situasi ekonomi itu,” jelas Prabowo dalam konferensi pers.
Sejumlah tawaran tersebut antara lain yaitu mengurangi impor, menaikkan pajak mobil, dan kewajiban eksportir untuk masuk sistem perbankan.
Tim Jokowi Minta Kubu Prabowo Tak Pakai Isu Ekonomi Jadi Alat Politik
Timses Joko Widodo-Ma’ruf Amin mengingatkan seluruh pihak untuk bisa membedakan persoalan bangsa dengan kepentingan politik.
“Kita harus bisa membedakan mana persoalan bangsa mana interest politik. Kalau kita melihat ancaman perekonomian global, tekanan terhadap kebijakan Amerika yang melakukan evaluasi dan juga konsolidasi untuk menaikan federal receive-nya, rate-nya, maka kita melihat itu harus kita atasi bersama-sama sebagai bangsa,” kata Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto, di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Jumat (5/10).
Hasto menuturkan hal itu tak seharusnya dipersoalkan, terlebih dimanfaatkan secara politik. Ia menegaskan pemerintahan Presiden Jokowi sudah bertindak tepat dalam mengatasi persoalan bangsa.
“Jangan sampai satu persoalan justru dimanfaatkan secara politik. Ini justru menunjukan kedewasaan pemimpin untuk bersama-sama mencari solusi yang terbaik. Dan Pak Jokowi telah bertindak tepat, sangat komprehensif dengan mengintegrasikan dalam ruang lingkup masing-masing, ” ucap Hasto.
“BI dalam stabilitas moneter itu adalah ruang lingkup BI, kemudian Pak Jokowi yang mendorong dalam sektor riil,” lanjutnya.
Maka dari itu, Hasto berharap kepada pihak-pihak lain untuk tak memperburuk keadaan dengan pernyataan-pernyataan politik.
Merespon pernyataan tersebut, Wasekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Faldo Maldini berkelakar, jika kubu Prabowo tidak diperbolehkan membahas soal ekonomi, diskusi nama-nama ikan seperti kuis yang biasa dlakukan Presiden Jokowi.
“Kalau nggak boleh angkat masalah ekonomi, kita diskusi nama-nama ikan aja,” tulis Faldo di akun Twitter @FaldoMaldini.
SUMBER