
NUSANEWS - Bursa Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2018-2022 semakin mengerucut. Ada tiga nama yang digadang-gadang bakal menggantikan Danhill Anzar Simanjuntak. Mereka adalah Sunanto, Fanani, dan Ahmad Labib.
Ketua Bidang Kokam Komandan Nasional Pemuda Muhammadiyah Mashuri Mashuda mengatakan, Andi Fajar Asti dan Faisal dipastikan mendukung Ahmad Labib. Sedangkan Sukron mendukung Sunanto. Sedangkan Fanani sendirian alias tanpa koalisi.
“Tadi sudah penetapan jumlah pemilih ada 1.196 atau 1.197. Calonnya ditetapkan sudah ada tiga,” kata Mashuri di UMY, Rabu siang (28/11).
Para calon juga sudah menyampaikan visi dan misinya. Penyampaiannya dalam bentuk khotbah dan sudah ada unsur mengaji. “Sistem pemilihan manual, tidak voting,” tambahnya
Salah seorang calon, Sunanto yakin jika suara dari Jawa Timur akan bersamanya. Meskipun Ahmad Labib juga berasal dari Jawa Timur. “Kapan lagi Pemuda Muhammadiyah dipimpin dari Madura,” ujarnya percaya diri.
Visi misi Sunarto jika terpilih nanti, secara garis besar dirinya akan melakukan pemberdayaan terhadap kader. Menjadi bagian penting dalam kehidupan dan kemaslahatan bangsa.
Ia juga akan tetap menjunjung Muhammadiyah agar tetap dalam khitahnya. Yakni tak terpengaruh dengan politik. Sebab politik menjadi urusan pribadi masing-masing kader. “Kader Muhammadiyah banyak yang menjadi bagian mereka (parpol), itu sah saja,” imbuhnya.
Sementara Fanani mengatakan, meski tanpa koalisi tapi ia yakin masih bisa menang dan menjaga ukhuwah islamiah. Terutama dalam sikap Muhammadiyah yang tetap netral dalam politik. “Kami akan tetap bersikap kritis terhadap apapun. Pemuda Muhammadiyah secara institusi netral, tidak akan ikut dalam kepentingan politik,” ucapnya.
Terpisah Ahmad Labib mengatakan, proses Muktamar sejauh ini berjalan dengan baik. Namun muncul dinamika yang cukup berlebihan dan peristiwa yang tak digambarkan secara utuh.
Seperti adanya isu politik uang dalam pemilihan ketua umum, maupun adu domba. Namun ia tak menjelaskan secara rinci adu domba yang dimaksud. “Mungkin mengadu domba ke orang tua. Ini tidak boleh diteruskan dan harus diperbaiki usai muktamar ini,” katanya.
SUMBER