NUSANEWS - Pengamat Politik, Ujang Komarudin menilai basis suara santri mulai diperhitungkan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Banyak pemilih yang berasal dari kalangan pesantren yang punya hak pilih di 2019.
"Karena kita tahu pesantren banyak. Santri banyak dan alumninya tersebar di mana-mana," kata Ujang saat dihubungi, Selasa (13/11/2018).
Karena itu, kata dia, tak heran jika belakangan muncul klaim dari Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01, Ma'ruf Amin yang mengklaim Jokowi sebagai santri asal Situbondo.
"Ya penting ya. Ini momentum 2019 adalah momentum kebangkitan kaum santri ya," lanjut dia.
Dia mengatakan, dalam kontestasi Pilpres sebelumnya suara santri terpinggirkan. Bahkan, dalam kontestasi Pilpres sebelum ada kesan peninggian atas isu keislaman dan santri. Namun, hal itu berbalik 180 derajat dalam kontestasi Pilpres 2019.
"Bahkan sudah menengah. Sudah banyak juga di akses kekuasaan. Termasuk hari ini misalnya Pak Ma'ruf jadi cawapres Jokowi. Kalau Pak Ma'ruf prosesnya jelas dia dari anak seorang kiai, dia santri kemudian jadi ulama," ungkap dia.
"Kalau saya melihatnya isu menjadi santri penting dalam konteks 2019. Karena tadi santri menceritakan yang taat beribadah, taat menjalankan agama, punya relasi baik ke tuhan dan masyarakat. Bukan hanya di pesantren tapi juga masyarakat umum. Artinya pesan adalah santri menjalankan perintah agama. Itu yang ingin dikatakan Pak Ma'ruf," ungkap dia.
Sebelumnya, Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin menjelaskan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi perhatian lebih kepada kiai, santri dan pondok pesantren.
Menurut Ma'ruf, itu semua dilakukan karena Jokowi pernah belajar agama di pondok pesantren Situbondo, Jawa Timur.
"Jokowi itu ternyata santri dari Situbondo," kata Ma'ruf Amin di hadapan ulama, kiai, santri dan masyarakat Kabupaten Lebak, Senin (12/11). Seperti dilansir Antara.
"Kita berdua sama-sama dari santri, jika Jokowi santri di Situbondo dan Ma'ruf Amin dari Tebuireng," jelasnya.
SUMBER
