logo
×

Rabu, 14 November 2018

Istilah Tak Lazim Warnai Pilpres, Pengamat: Demokrasi Jalan, tapi Isinya Enggak Ada

Istilah Tak Lazim Warnai Pilpres, Pengamat: Demokrasi Jalan, tapi Isinya Enggak Ada

NUSANEWS - Pengamat Politik, Ujang Komarudin menganggap kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 belum pada taraf membicarakan hal substansial. Menurutnya, yang dibicarakan sebatas prosudural tanpa menyentuh isu terkait kepentingan rakyat.

"Demokrasinya jalan, tapi isinya kurang ada," kata Ujang saat dihubungi, Selasa (13/11/2018).
Menurut dia, wacana yang terkuak dalam Pilpres 2019 justru membahas tentang istilah 'politik genderuwo', 'politikus sontoloyo', hingga 'Tampang Boyolali'. Teranyar justru keluar penyataan dari calon pemimpin tentang 'budek-buta' dan klaim santri.

Ujang mengatakan, elit punya peran ketika semua istilah yang tak substansial tersebut justru terkuak dalam Pilpres 2019. Hal itu menunjukkan para elit tak mau dan terkesan emoh memberikan pendidikan politik layak ke rakyat.

"Karena ya mohon maaf, elit kita tidak mengajarkan pendidikan politik yang baik. Coba yang dikembangkan program, visi misi, pembangunan, kemudian ini loh yang dikerjakan pemerintah. Ini yang tidak diserap masyarakat," ungkap dia.

Tanpa ada keinginan elit membahas hal substansial, rakyat menjadi korban. Bahkan, kata Ujang, rakyat akan kebingungan menagih janji atas program, dan visi dan misi calon pemimpin. Sebab pembahasan Pilpres 2019 hanya dihiasi isu prosedural.

"Karena itu tugas elit itu agar perdebatan diarahkan dan ditujukan bagaimana mempunyai program terbaik yang bisa diimplementasikan ke masyarakat. Kualitas demokrasi ditentukan elit dan masyarakat. Jadi kalau elitnya masih membicarakan hal bukan substansial dan diluar program, itu kita membawa ke demokrasi yang hanya sekedae prosedural," jelasnya.

Memang, Ujang tak memungkiri, ada upaya dari kubu yang bertarung dalam kontestasi Pilpres 2019 membahas isu substansial. Namun, upaya itu belum cukup. Dalam pandangannya, isu substansial baru dibahas 30 persen dalam Pilpres 2019.

"Saya menilainya masih 30 persen yang substansial. Karena pendukung Capres-Cawapres tertentu sudah bilang kita sudah upayakan," pungkasnya.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: