NUSANEWS - Anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat RI, Sodik Mudjahid menyoroti langkah Badan Intelijen Negara (BIN) yang menyebutkan 41 masjid di lingkungan pemerintah berpaham radikal. Politikus Fraksi Gerindra itu minta BIN menjelaskan maksud radikal.
"Jelaskan dan sepakati ukuran radikalnya apa? Radikalisme tidak identik dengan negatif dan keburukan. Sumpah pemuda adalah salah satu bukti tindakan radikal," kata Sodik dalam pesan singkatnya, Senin (19/11/2018).
Menurut dia, diksi 'radikal' yang dipakai BIN rancu. Justru dia menduga bahwa BIN melabelkan tindakan radikal hanya karena pihak tertentu rajin mengkritik pemerintah era Joko Widodo (Jokowi).
"Radikal yang dikatakan BIN apakah bertentangan dengan Pancasila UUD 45 NKRI? Seperti G30S PKI, atau hanya bertentangan dan berupa kritik kepada pemerintah Jokowi?" tanyanya.
Pada dasarnya, kata dia, lingkungan masjid di kampus dan kantor BUMN banyak diisi oleh kaum muda. Kaum ini yang memiliki pemikiran cerdas dan kritis.
"Di masjid-masjid kampus dan masjid-masjid BUMN penuh dengan pemuda-pemuda mahasiswa kaum milenial yang cerdas dan berwawasan tapi kritis. Jadi perlu kejelasan batasan radikalisme dan perlu pendekatan yang tepat terhadap sikap kritisnya yang tidak selalu radikal," pungkasnya.
SUMBER
