
NUSANEWS - Bom bunuh diri pada saat pertemuan Maulid Nabi di Afghanistan menewaskan lebih dari 50 orang pada Selasa (20/11). Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Najib Danish mengatakan 80 orang lainnya terluka akibat ledakan tersebut.
“Seorang pengebom bunuh diri meledakkan bomnya di dalam aula tempat para ulama berkumpul untuk memperingati ulang tahun kelahiran Nabi Muhammad,” kata Danish.
“Ratusan ulama dan pengikut mereka berkumpul untuk membaca ayat-ayat dari Al-Qur’an untuk di ruang perjamuan pribadi,” kata seorang juru bicara polisi Kabul.
Baik kelompok militan Taliban Sunni dan afiliasi ISIS setempat menyerang para ulama yang selaras dengan pemerintah. Mereka mengecam orang-orang yang telah memutuskan bahwa serangan bunuh diri dilarang oleh Islam.
Namun Taliban mengatakan, orang-orangnya tidak terlibat dalam ledakan Kabul. “Kami mengutuk hilangnya nyawa manusia,” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.
Presiden Ashraf Ghani menyebut serangan itu tidak sesuai dengan nilai Islam dan tak termaafkan. Dia menyatakan, Rabu (21/11) sebagai hari berkabung.
Pasukan keamanan Afghanistan telah berjuang untuk mencegah serangan oleh militan Islam sejak pasukan tempur NATO mundur pada 2014. Meskipun upaya diplomatik untuk mengakhiri perang 17 tahun, dalam beberapa bulan terakhir situasi keamanan telah memburuk dengan tajam.
Pemerintah Kabul kini hanya menguasai 56 persen wilayah Afghanistan, turun dari 72 persen pada 2015, menurut laporan pemerintah AS yang dikeluarkan bulan ini.
SUMBER