logo
×

Minggu, 11 November 2018

Genderuwo Muncul karena Jokowi Gerah dengan Isu Harga Kebutuhan Pokok

Genderuwo Muncul karena Jokowi Gerah dengan Isu Harga Kebutuhan Pokok

NUSANEWS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) nampaknya sudah mulai terusik dengan kritik yang dilontarkan oleh oposisi atas isu kenaikan harga kebutuhan pokok. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin.

Menurut Ujang, gerahnya Jokowi ditandai dengan pernyataan-pernyataan nyeleneh yang dilontarkan Jokowi. Mulai dari politikus sontoloyo hingga politik genderuwo.

"Iya. Karena kritiknya tajam terkait dengan kebutuhan pokok," kata Ujang saat dihubungi, Minggu (11/11/2018).

Menurut Ujang, urusan kebutuhan pokok merupakan isu sensitif dalam politik. Sebab, rakyat kecil yang akan memperoleh imbas langsung jika kebutuhan pokok benar-benar naik.

"Dalam politik itu kan harga kebutuhan pokok berbahaya kalau tidak di counter Pak Jokowi langsung," lanjut dia.

Karena itu, lanjut Ujang, tidak mengherankan Jokowi mulai rajin blusukan ke pasar ketika kritik dari oposisi tentang kenaikan bahan pokok digulirkan. Dengan blusukan ke pasar,  Jokowi ingin memastikan bahwa harga kebutuhan pokok stabil.

"Misalnya tadi, harga tinggi. Ini yang membuat Jokowi geram dan gerah," tuturnya.

Hanya saja, bukan berarti kritik oposisi atas kebutuhan pokok yang melonjak adalah bentuk menyebar ketakutan. Toh, kritik dari oposisi dilayangkan berdasarkan penelusuran langsung dengan menjumpai pasar-pasar di Indonesia.

"Ya saya rasa hal wajar oposisi mengatakan itu. Bisa jadi hari ini naik besok turun. Ketika oposisi turun, ya harga memang naik. Bisa jadi juga ketika Jokowi turun, bisa jadi harga tidak naik lagi. Itu hal wajar fluktuasi harga. Sesungguhnya hal wajar Jokowi begitu. Oposisi sehat mengkritisi tapi Jokowi juga wajar meng-counter kritik dari oposisi," timpalnya.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: