
NUSANEWS - Kapita Ampera menuding pelaksana reuni 212 mayoritas tim sukses pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden 2019 Prabowo-Sandiaga.
Meskipun Prabowo-Sandi tidak hadir tetap saja orang melihat itu sudah memihak kepada Paslon nomor urut 2.
"Konteks waktu diadakan 212 itu adalah konteks aksi Bela Islam atas penistaan agama, dan waktu 212 tahun 2016 itu proses hukum dari penista agama ini sudah dilimpahkan ke pengadilan. Saya orang yang datang ke Kejaksaan mengantarkan tersangkanya dan berdialog dengan kapuspen bahwa hari itu juga tanggal 30 November dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara," ujar dia Rabu (28/11).
Artinya, 212 itu adalah syukuran bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi memberikan keadilan kepada semua orang, membiarkan proses hukum terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan meskipun itu seorang Gubernur.
"Sehingga kita tahu keberadaan presiden di Aksi 212 itu merupakan bentuk dukungan pada keadilan bahwa presiden tidak mengintervensi hukum, meskipun yang melakukan itu mantan Wakil Gubernurnya adalah Gubernur Jakarta sendiri yang strukturnya adalah di bawah dia(Jokowi)," ucap dia.
Seharusnya kata Kapitra, jika proses hukum sudah berakhir maka tugas 212 sudah selesai. Namun kegiatan ini justru dibudidayakan oleh sejumlah oknum yang diduga mencari kepentingan.
"Nah waktu kita membela aksi Bela Islam tidak ada komitmen, tidak ada kesepakatan apapun bahwa kita peserta aksi Bela Islam aksi 212 ini akan mendukung Prabowo-Sandi, tidak ada. Tidak ada suatu komitmenpun bahwa aksi 212 ini berkaitan dengan proses menjadi pendukung Prabowo-Sandi. Karena yang ikut peserta aksi 212 itu juga ada kelompok-kelompok yang tidak mendukung Prabowo-Sandi," tegas Kapitra.
SUMBER