
NUSANEWS - Malang nian nasib pekerja migran Indonesia di Arab Saudi, Tuty Tursilawati. Rupanya, setelah membunuh majikannya, dia sempat diperkosa secara bergilir oleh sembilan pemuda.
Namun, para pelaku hanya dihukum ringan, sedangkan Tuty yang membela diri dihukum cukup lama dan kemudian dieksekusi pancung oleh pemerintah Arab Saudi.
"Kejadian Tuty ini memang agak menarik memang. Dia membunuh majikannya, kemudian melarikan diri dan sempat diperkosa sembilan orang di Jeddah. Pelaku justru dihukum ringan. Ini jelas tidak adil," kata Anggota Fraksi PAN MPR RI, Yandri Susanto pada diskusi Empat Pilar MPR bertema "Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia" di Media Center DPR, Jakarta, Senin (5/11).
Selain Yandri, pembicara lain Anggota Fraksi Golkar MPR, Ichsan Firdaus dan Anggota BNP2TKI, Freddy Panggabean.
Dan ironisnya, menurut politisi PAN itu, eksekusi tersebut sama sekali tidak diberitahukan kepada pemerintah Indonesia, termasuk pihak keluarga Tuty.
Dari kasus Tuty tersebut, lanjut Yandri, menegaskan Konjen ataupun KBRI di Arab Saudi perlu evaluasi sebab ada kesan lemah dalam bernegosiasi dalam menyelamatkan warga negara Indonesia yang terancam hukuman pancung.
"Sebab kita bisa nego dengan pemerintah Arab Saudi. Kan tidak mungkin dia (Tuty) serta merta membunuh orang. Apalagi, Indonesia punya budaya yang sangat tinggi sebenarnya, terutama dalam menghormati majikan," ujar Yandri.
Apalagi, Tuty dan sejumlah pekerja migran Indonesia yang kini tengah menanti eksekusi, niat bekerja di Arab Saudi, bukan untuk menjadi pembunuh tapi mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. [rus]
SUMBER