
NUSANEWS - Langkah calon anggota legislatif (caleg) PAN Eggi Sudjana menuding pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin sebagai pembesar jahat dikritik tim sukses pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 tersebut.
Sebab, Eggi melontarkan tudingan itu dengan menukil ayat Alquran Surat Al An’am ayat 123. Eggi beralasan bahwa Jokowi-Ma’ruf mewakili ranah pemerintah dan ulama, yang dalam ayat itu disebut membuat tipu daya terhadap rakyat.
Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Ace Hasan Syadzily menilai bahwa yang dilakukan oleh Eggi itu merupakan tindakan mempolitisasi ayat.
“Itu namanya politisasi ayat. Apalagi menafsirkan suatu ayat itu konteksnya untuk kepentingan politik, ya semakin tidak percaya saja,” ungkap Ace, Kamis (15/11).
Menurutnya, tafsiran yang disambungkan dengan kepentingan politik bisa berbahaya dan menyesatkan masyarakat.
“Ya jelas lah ini akan berdampak berbahaya di masyarakat,” tegas ketua DPP Partai Golkar itu.
Al-Quran surat Al-An’am Ayat 123 yang terjemahannya berbunyi “Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya”.
Menurut calon anggota legislatif Partai Amant Nasional (PAN), Eggi Sudjana ayat tersebut bisa menggambarkan pasangan Capres dan Cawapres, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
“Di sini ada kata pembesar-pembesar jahat yang kerjanya melakukan tipu daya di suatu negeri. Indonesia itu negeri, pembesar di pemerintah ini siapa, dan pembesar di kalangan ulama itu siapa? Kedua pembesar itu sudah melakukan tipu daya,” kata Eggi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (15/11).
Dia menyebut Jokowi selaku Presiden RI merupakan pembesar di pemerintahan. Sementara Ma’ruf yang merupakan seorang Rois Aam PBNU dan Ketua MUI adalah pembesar di kalangan ulama.
“Jadi ayat itu (QS Al-An’am 123), menunjukkan Jokowi-Ma’ruf banget,” tegasnya.
Masih kata Eggi, kedua pembesar yang melakukan tipu daya itu tidak disadari olehnya. Seakan-akan mereka melakukan kebaikan dan kebenaran di negeri ini.
“Lah itu Al-Quran yang bicara, yang kebenarannya nyata. Kalau ada yang mau bantah silakan bantah,” tegasnya lagi.
Sejak Pilpres 2014, banyak janji-janji Jokowi yang dinilai belum terealisasi saat ini. Hal itu menunjukkan bahwa Jokowi melakukan kebohongan dan ingkar janji.
SUMBER