
NUSANEWS - Pernyataan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto tentang “Tukang Ojek” menjadi bahan gorengan untuk menyudutkan. Hampir semua media memberitakan agar Prabowo meminta maaf karena dinilai merendahkan pekerjaan tukang ojek online (ojol). Sebelumnya Prabowo juga disudutkan terkait 'Tampang Boyolali."
“Padahal apa yang disampaikan pak Prabowo dalam acara Indonesia Economic Forum 2018, Rabu (21/11) itu adalah bentuk keprihatinannya terhadap banyaknya pemuda lulusan SMA yang menjadi tukang ojek karena tidak punya pilihan pekerjaan lain,” ujar Pelaksana Harian Rumah Aspirasi, Lieus Sungkharisma di Jakarta, Jumat (23/11/2018).
Lieus menuturkan, jika disimak benar-benar pidato Prabowo maka sebenarnya ingin pemuda Indonesia memiliki karir yang bagus. Bukan sekedar jadi tukang ojek. "Pak Prabowo ingin pemuda Indonesia itu menjadi pengusaha, insinyur, pilot, dan memiliki restoran/cafe sendiri, bukan menjadi pelayan di restoran atau cafe," ujarnya.
Jadi, kata Lieus, pernyataan Prabowo soal tukang ojek itu tidak bisa diterjemahkan langsung sebagai ucapan yang merendahkan. Pertanyaannya sekarang adalah, mengapa banyak pemuda kita yang justru jadi tukang ojek?. Jawaban untuk pertanyaan itulah yang harusnya ditanyakan kepada Jokowi.
“Sederhana saja, kalau saja Pak Jokowi selama empat tahun memimpin negara ini mampu membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan memberi kemudahaan bagi terciptanya peluang usaha untuk anak-anak muda, pastilah anak-anak muda kita tidak akan memilih jadi tukang ojek,” jelasnya.
Kenyataannya, tambah Lieus, lapangan kerja dan peluang usaha itu justru tidak ada. Artinya, selama empat tahun ini Jokowi memang tidak memikirkan nasib para lulusan SMA. Menjadi tukang ojek memang bukan pekerjaan yang hina. Tapi itu adalah pilihan terakhir. Karena jika ada pekerjaan lain, pastilah orang tidak akan memilih jadi tukang ojek.
Lieus mengungkapkan, para tukang ojek sendiri yang menyampaikan hal tersebut padanya. Mereka tidak punya pilihan lain sekalipun mereka tahu selama ini pekerjaannya hanya memperkaya perusahaan pengelola aplikasi ojek online itu. Oleh karena itu, pihaknya bersama Rumah Aspirasi dan ratusan tukang ojek saat ini sedang menyiapkan aplikasi ojek online berbasis koperasi yang pemiliknya adalah semua tukang ojek dan pengguna jasa.
“Gagasan ini sudah kami bicarakan saat beberapa waktu lalu Rumah Aspirasi di Menteng, Jakarta Pusat didatangi ratusan tukang ojek. Sampai hari ini sudah ada seribuan tukang ojek yang mendaftar dan bersedia menjadi anggota. Mereka juga meminta pak Prabowo menjadi penasehat dan pelindungnya. Dalam waktu dekat gagasan ini akan disampaikan ke pak Prabowo dan pihaknya akan segera mengurus akte pendirian Ojek Online berbasis koperasi ini," pungkasnya.
SUMBER