
NUSANEWS - Maaf, Puan Maharani Belum Mumpuni Gantikan Megawati, Kalah Dibanding Khofifah atau Risma – Keinginan Megawati Soekarnoputri pensiun sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan mengejutkan banyak pihak.
Banyak pihak menyakini, Puan Maharani bakal menjadi sosok yang akan diplot untuk melanjutkan trah kepemimpinan di partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.
Akan tetapi, tak sedikit pula pihak yang meragukan kapasitas perempuan yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia itu.
Demikian disampaikan pengamat politik, Bin Firman Tresnadi kepada Kantor Berita Politik RMOL (grup PojokSatu.id), Jumat (16/11/2018).
“Mungkin (Megawati meragukan kemampuan/kapasitas Puan jadi ketum PDIP),” kata Bin Firman.
Menurutnya, Puan tak memiliki kapasitas untuk muncul sebagai tokoh perempuan dengan kapasitas yang terbilang mengkilap.
Apalagi, katanya, langkah Puan berpolitik pun bukan karena kerja-kerja politik.
Akan tetapi lebih dikarenakan posisi dia sebagai anak Megawati Soekarnoputri.
“Selama ini memang tak ada terobosan politik Puan yang membuat citra dia sebagai politisi perempuan yang patut diperhitungkan,” paparnya.
Menurutnya, sejatinya banyak tokoh perempuan yang berpandangan progresif dan memiliki kerja-kerja politik yang jauh lebih mumpuni dibandingkan Puan.
Baik dari luar PDIP maupun dalam PDIP sendiri.
Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM) lantas membandingkan dengan sejumlah tokoh perempuan lainnya yang dianggapnya lebih mengkilap secara prestasi.
Diantaranya, mulai dari Gubernur Jawa Timur dan mantan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
Sampai dengan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang bergelimang pengakuan dan prestasi mengkilap.
“Hanya saja sistem kepartian kita masih kurang membuka ruang bagi kader-kader di luar konco untuk memberi peran lebih terhadap perempuan-perempuan progresif tersebut,” pungkasnya.
Seperti diberitakan PojokSatu.id sebelumnya, keinginan Megawati Soekarnoputri pensiun itu diutarakannya saat memberikan pidato sambutan pembekalan caleg di DPP PDIP, Jakarta, Kamis (15/11) malam.
Ia merasa, di umurnya yang menginjak 71 tahun, perlu regenerasi di tingkat pimpinan partai berlambang banteng moncong putih itu.
“Saya sudah sekian lama berharap diganti, karena umur saya yang sudah plus 17 (71 tahun),” ujar Megawati.
Di sisi lain, Megawati tak menyangka, di usia senjanya, ia masih dipercaya memegang jabatan di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
“Padahal umur saja sudah 71 tapi malah ditambahi tugas ideologi Pancasila,” katanya.
Presiden ke-5 Indonesia ini pun berseloroh dirinya adalah tokoh yang paling lama menjabat sebagai ketua umum partai politik di Indonesia.
Ketua umum di partai-partai lain selalu berganti.
“Memang kalau dilihat perjalanan politik sudah cukup lama. Saya ketum parpol paling senior karena sekian lama belum diganti-ganti. Padahal sudah berharap diganti,” ungkapnya.
Selain itu Megawati juga menyoroti kurangnya perempuan di kancah perpolitikan di Indonesia.
Sehingga Megawati merasa kesepian karena sangat kurangnya perempuan yang ingin berpolitik.
“Jadi, saya makin hari makin kesal pada diri saya sendiri. Mengapa mereka tidak mau menjadi tokoh politik seperti saya,” pungkasnya.
SUMBER