NUSANEWS - Ribuan sarjana di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masih tercatat belum memiliki pekerjaan atau menganggur. Data ini disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) hingga posisi Agustus 2018.
Kepala BPS Sulut, Ateng Hartono mengatakan, tingkat pengangguran terbuka di Sulut jumlahnya mencapai 80.664 orang. Perguruan tinggi menyumbang 6,36 persen atau 5.130 orang.
“Ini menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan,” kata Ateng di Kota Manado, Sulut, Selasa (27/11/2018).
Paling besar, kata dia, adalah tingkat SMK yang mencapai 5.13 persen atau menyentuh 12.204 orang. Sedangkan, untuk tingkat SMA mencapai 9,74 persen, atau sebanyak 7.856 orang.
Menurutnya, pengangguran di Sulut memang didominasi lulusan SMK dan SMA. Dengan kata lain, Ateng menambahkan, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap di kedua jenjang tersebut.
“Bisa karena mereka cenderung lebih memilih pekerjaan,” ujar Ateng.
Berbeda dengan lulusan berpendikan rendah seperti SD dan SMP. Mereka mau menerima pekerjaan apa saja. Tingkat pengangguran SD adalah yang paling rendah di antara jenjang pendidikan lainnya.
Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, kata dia, tingkat pengangguran terdidik (menengah ke atas) mengalami penurunan, yaitu SMA (0,43 poin), SMK (0,53 poin), dan perguruan tinggi (2,29 poin).
Sementara itu, tingkat pengangguran dan penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perekonomian yang ada di suatu daerah.
Jumlah pekerja tiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama, pada Agustus 2018, penduduk Sulut paling banyak bekerja pada sektor pertanian. Diikuti oleh sektor perdagangan dan industri pengolahan.
SUMBER