logo
×

Senin, 26 November 2018

Pangeran Turki al-Faisal: CIA Tak Dapat Dipercaya dalam Kasus Khashoggi

Pangeran Turki al-Faisal: CIA Tak Dapat Dipercaya dalam Kasus Khashoggi

NUSANEWS - Pangeran Arab Saudi Turki al-Faisal meragukan laporan temuan Badan Intelijen Sentral (CIA) bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Istanbul bulan lalu.

Menurut Pangeran Turki, CIA tidak dapat mencapai kesimpulan yang kredibel.

“CIA belum tentu standar tertinggi kebenaran atau akurasi dalam menilai situasi. Contoh tentang itu banyak,” kata Pangeran Turki yang merupakan anggota senior keluarga kerajaan Saudi saat bicara di depan para jurnalis di Abu Dhabi pada Sabtu (24/11) waktu setempat seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (26/11).

Pengeran Turki merupakan mantan kepala intelijen Saudi yang menjabat sebagai duta besar (dubes) Saudi untuk Amerika Serikat (AS). Menurut dia, kesimpulan CIA bahwa Irak memiliki senjata kimia sebelum invasi AS pada 2013 menunjukkan lembaga itu tak dapat diandalkan.

“Itu penilaian yang paling tidak akurat dan salah, yang memicu perang skala penuh dengan ribuan orang tewas,” ujar Pangeran Turki dalam acara yang digelar lembaga analis Beirut Institute.

Dia menjelaskan, “Saya tidak melihat mengapa CIA tidak diadili di AS. Ini jawaban saya pada penilaian mereka tentang siapa yang bersalah dan siapa yang tidak serta siapa melakukan apa di konsulat di Istanbul.”

CIA menyimpulkan Pangeran Mohammed memerintahkan operasi pembunuhan Khashoggi saat pertama dilaporkan Washington Post. CIA juga memberi penjelasan pada lembaga lain di pemerintahan AS tentang temuan tersebut.

Presiden AS Donald Trump menyangkal bahwa CIA telah mencapai kesimpulan tentang pembunuhan itu. Trump pun menyatakan, “Mereka telah merasakan beberapa hal.”

Surat kabar Turki juga melaporkan, Direktur CIA Gina Haspel memberi sinyal pada para pejabat Turki bahwa CIA telah merekam telepon saat putra mahkota Saudi memerintahkan 'membungkam' jurnalis itu.

Pangeran Turki pernah bekerja dekat selama bertahun-tahun dengan Khashoggi sebelum penulis itu menjadi pengkritik pemerintah Saudi. Khashoggi bekerja di bawah arahan Pangeran Turki sebagai juru bicara untuk Kedutaan Besar Saudi di London dan kemudian di Washington DC.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: