logo
×

Kamis, 06 Desember 2018

Cerita Evakuasi Jenazah Sersan Handoko, Helikopter Ditembaki KKB Papua, Kena Baling-baling, Nyaris!

Cerita Evakuasi Jenazah Sersan Handoko, Helikopter Ditembaki KKB Papua, Kena Baling-baling, Nyaris!

NUSANEWS - Upaya evakuasi jenazah korban penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua, tidak bisa berjalan mulus.

Pasalnya, helikopter yang berusaha mengevakuasi Sesan Handoko itu ditembaki oleh kelompok separatis tersebut.

Dalam penyerangan tersebut, 31 nyawa perkerja proyek pembangunan Trans-Papua di dihabisi dengan cara yang sangat keji oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Tak hanya itu, mereka juga menembak mati anggota TNI yang sebelumnya terlibat kontak senjata.

Dari keterangan salah satu korban selamat mengungkap bahwa KKB memperlakukan para korban dengan sangat tidak manusiawi.

Untuk mengesekusi para korban, mereka memberondong dengan senapan laras panjang sambil menari.

Tak hanya itu, tiga pekerja lainnya pun diesekusi dengan cara disembelih.

Kapolda Papua Irjen Martuani Sormin menyatakan, sebelumnya, helikopter tersebut sempat tiba di Pos TNI PAM Rawan/755 Yalet di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua.

Namun saat terbang di atas Puncak Kabo, helikopter tersebut diserang dengan tembakan dari darat oleh kelompok separatis tersebut.

“Karena ada tembakan dari arah Puncak Kabo, maka Tim Nanggala melakukan tembakan balasan dari helikopter,” bebernya.

Dari kontak senjata itu, ada salah satu helikopter yang terkena tembakan.

“Ada satu helikopter jenis Bell yang baling-balingnya terkena tembakan dari kelompok KKB,” jelas Martuani.

Meski helikopter TNI dihujani tembakan, evakuasi terhadap Serda Handoko tetap berhasil.

Kini, jenazahnya telah dievakuasi dari Distrik Mbua ke Kenyam, untuk selanjutnya diterbangkan ke Timika, Kabupaten Mimika.

Serda Handoko adalah prajurit yang bertugas di pos Yonif 755/Yalet Mbua.

Dia gugur saat pos tempatnya bertugas diserang KKB lantaran melindungi pekerja proyek Jalan Trans Papua yang lolos dari pembantaian di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga.

Diberitakan PojokSatu.id sebelumnya, pihak Istana telah mengutuk keras peristiwa yang sangat sadis itu.

Moeldoko juga menegaskan, peristiwa tersebut tidak bisa dianggap kriminal murni. Melainkan aksi terorisme.

“Ini bukan hanya aksi kriminal biasa. Ini aksi terorisme oleh Organisasi Papua Merdeka,” tegasnya.

Untuk itu, mantan Panglima TNI itu juga menyebut bahwa pemerintah bergerak cepat untuk memulihkan keamanan di papua.

“Pembangunan di Papua tetap dilanjutkan. Karena ini adalah upaya membuka infrastruktur daerah tertinggal yang menjadi visi Presiden Jokowi,” jelas Moeldoko.

Ia juga menyampaikan bahwa TNI dan Polri akan melindungi segenap warga sipil, baik warga asli Papua maupun pendatang dari gangguan kelompok ini.

Untuk TNI dan Polri, Pihaknya berharap agar tak perlu terprovokasi dengan kejadian ini.

Ada baiknya tetap berlaku profesional dan proporsional dan tak terpancing melakukan aksi balas dendam.

“Tunjukkan bahwa prajurit dan bhayangkara akan menjaga dan mengawal pembangunan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat Papua,” harapnya.

Moeldoko menyatakan, pemerintah sudah mengambil langkah dan tindakan atas peristiwa tersebut.

Akan tetapi, pihaknya juga meminta kepada pihak yang selama ini melihat dari sudut berbeda agar tidak menerapkan standar ganda.

Jika saat terjadi kekerasan dari pihak TNI, lalu kelompok HAM bersuara lantang.

Maka pada peristiwa di Nduga, standar serupa harus diterapkan pada pelaku kejahatan kemanusiaan ini.

“Jangan melihat peristiwa yang terjadi di Papua dengan sebelah mata,” sindirnya.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: