
NUSANEWS - Rencana pemindahan markas Badan Pemenangan Nasional Prabowo- Sandiaga Uno ke Jawa Tengah diprediksi akan membuat situasi politik di Jateng bakal memanas. Jangan sampai terjadi gesekan yang merusak harmoni Jateng yang selama ini terkenal dengan keademannya.
Pandangan itu disampaikan pendiri Partai Demokrat Jawa Tengah, Dani Sriyanto. Ia menilai, ekspansi kubu Prabowo-Sandi ke Jawa Tengah sebagai gaya pertempuran militer.
"Mereka sadar penentu kemenangan dalam pilpres nantinya di Jawa Tengah," ujar pria yang berprofesi sebagai pengacara itu, seperti dilansir RMOL Jateng, Selasa (11/12).
Dani meyakini, peta pertarungan dalam pemilihan presiden 2019 nanti, sudah tergambar dalam pemilihan gubernur Jateng 2018 lalu. Ia menambahkan, dengan posisi head to head kedua pasangan, selisih prosentase kemenangan paling hanya di kisaran 5 persen.
Di sisi lain, tambah Dani, Jateng selama ini dikenal dengan situasi politiknya yang adem, bakal mulai memanas pada Januari mendatang.
"Terutama bagi para sumbu pendek. Saya harap hal itu jangan sampai merusak kedamaian yang sudah ada di Jateng," jelasnya.
Ia mengingatkan, gesekan antaranak bangsa justru merugikan bangsa Indonesia itu sendiri. Stabilitas nasional bakal terganggu hingga mempengaruhi perekonomian. Karena itu ia meminta masyarakat Jateng tetap dalam bingkai Jawa Tengah dan Indonesia.
“Nantinya, misalnya walaupun ada kelompok baru, jangan sampai umat islam jadi objek sehingga terpecah belah. Soliditasnya harus terjaga dan ukhuwah islamiyah terjaga," jelas dia.
Di sisi lain, Dani mengingatkan kepada kubu Jokowi-Makruf Amin untuk menjaga elektabilitasnya. Kecenderungan elektabilitas petahana dimanapun cenderung menurun tapi jangan sampai jatuh. Setidaknya stagnan pun sudah jadi kemenangan bagi capres nomor urut 01 itu.
Masyarakat tidak bisa diprediksi. Meskipun, diam tapi pikiran mereka bisa berubah begitu masuk bilik suara.
"Jangan sampai Jokowi-Makruf Amin terlena. Harus terus bergerak," jelasnya. [yls]
SUMBER