logo
×

Jumat, 07 Desember 2018

Penembakan di Papua, Jokowi Ditagih Janji 2014 Lalu: Janji Adalah Hutang

Penembakan di Papua, Jokowi Ditagih Janji 2014 Lalu: Janji Adalah Hutang

NUSANEWS - Belum juga tuntas pembantaian 31 pekerja pembangunan Jalan Trans Papua oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB), Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditagih janjinya.

Hal itu terkait peristiwa penganiayaan dan penembakan pada 8 Desember 2014 di Lapangan Karel Gobai, Kota Enarotali, Paniai, Papua.

Meski sudah empat tahun berlalu, pelaku penganiayaan dan penembakan itu hingga kini masih belum juga ditemukan.

Janji itu ditagih salah satu keluarga korban penembakan, Obet Gobay, ayah dari Aipus Gobay.

“Saya tidak bicara banyak, saya tunggu pemerintah kapan selesainya kasus ini. Panjang atau pendek saya tunggu pemerintah ungkap pelaku,” tegasnya di Kantor Amnesty Internasional, Cikini, Jakarta, Jumat (7/12).

Hingga hari ini, aku Obet, dirinya masih bingung kenapa anaknya sampai ditembak oleh orang yang diduga aparat.

Karena itu, dirinya bertekad akan terus mencari keadilan dengan berbagai cara untuk anaknya.

“Apakah mereka itu mencuri kah, membawa istri orang atau uang di bank. Tidak, karena mereka tidak curi. Itu yang saya datangi tempat ini,” kata dia dengan bahasa Paniai.

Obet yang merupakan pengurus gereja mengaku Apius adalah penerusnya. Sebab, dia anak laki-laki satu-satunya di keluarga.

Karenanya, walaupun pemerintah menawarkan Rp 4 miliar sekalipun, dia tidak akan menerima selain pelaku penembakan dihukum seadil-adilnya.

Sebab, tegasnya, nyawa seseorang tidak akan bisa digantikan dengan apapun.

“Kalau manusia, di pasar dunia tidak jual. Saya hidup menderita. Kalau kasus Paniai pemerintah tidak mau selesaikan, serahkan ke PBB yang selesaikan,” tutup Obet.

Sementara itu, Yones Dou, tokoh HAM di Papua yang mendampingi Obet mengatakan sejatinya bukti berupa beberapa proyektil sudah diserahkan ke Mabes TNI dan Polri.

Harusnya, hal itu bisa menjadi jalan utama menemukan pelaku penembakan.

Langkah-langkah yang di keluarga malu untuk mengungkapkan kasus Paniai berdarah pertama seluruh data dan bukti diserahkan ke Mabes Tni Polri. Namun hingga kini hasilnya nihil.

Padahal Jokowi yang kala itu baru menjabat sebagai presiden berjanji akan menuntaskan kasus ini dengan cepat.

“Karena ini janji. Janji adalah hutang. Kami orang Papua, kalau janji, kamu kejar sampai kau kasih,” tegasnya.

“Keluarga hanya mau Jokowi, Kapolri ungkapkan kasus itu. Keadilan harus ada,” pungkas Yones.

Untuk diketahui, kasus penganiayaan dan penembakan di Paniai terjadi pada 7-8 Desember 2014.

Penembakan sendiri terjadi pada 8 Desember 2014 di Lapangan Karel Gobai, Kota Enarotali, Paniai, Papua.

Dalam peristiwa itu, empat orang menjadi korban. Yakni, Apius Gobay, Alpius Youw, Simon Degei, Yulian Yeimo. Sementara belasan warga sipil terluka.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: