
NUSANEWS - Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sulsel, Muh. Fadli Noor, angkat bicara terkait pengunduran diri Ketua DPD PSI Kabupaten Gowa, Muh Ridwan.
Fadli membantah, jika Ridwan mengundurkan diri akibat kebijakan partai, yang melarang poligami, serta menolak penerapan Peraturan Daerah (Perda) Syariah.
"Jadi itu memang sudah dia sampaikan (pengunduran dirinya). Tetapi beliau mundur bukan karena sikap politik partai. Sebenarnya di Gowa itu sudah nyaris vakum, semenjak mereka gagal meloloskan 37 caleg kabupaten. Mereka tidak mampu meloloskan itu (ke dalam Daftar Calon Tetap Pileg 2019), makanya nyaris vakum," ungkap Fadli saat dikonfirmasi, Senin (17/12/2018).
Hanya saja, kata Fadli, permintaan pengunduran diri tersebut belum direspons pihak PSI Sulsel, karena masih menunggu momen yang tepat.
"Cuma memang kita belum melakukan restrukturisasi organisasi di Gowa, karena kita pertahankan irama dulu. Tapi saya sudah membangun pembicaraan sejak awal, untuk melakukan restrukturisasi di sana. Jadi pengunduran diri itu bukan tiba-tiba, tetapi sudah lama dipersiapkan. Jadi saya sudah kasih tahu yang bersangkutan (Ridwan), bahwa nanti ada pengganti yang siap baru sekalian kita lakukan restrukturisasi," tambahnya.
Oleh karena itu, Fadli meluruskan isu-isu yang beredar, jika Ridwan mengundurkan diri karena bertentangan dengan kebijakan-kebijakan yang dilontarkan oleh Ketua Umum PSI, Grace Natalie.
"Jadi bukan karena isu-isu apa dia mundur. Sudah lama memang semenjak dia gagal meloloskan 37 bacaleg ini. Jadi kayak minder sendirilah begitu. Merasa tidak enak hati saja," tandasnya.
Fadli mengaku tak masalah, jika Ridwan memilih mengundurkan diri. Meski Ridwan terdaftar sebagai caleg DPRD Provinsi Sulsel, namun pengunduran dirinya tak mempengaruhi komposisi caleg yang ada.
"Memang dia caleg provinsi. Tapi kan semua yang ada di DCT (Daftar Calon Tetap) sudah tidak bisa diganti. Tapi memang tidak mempengaruhi," tutupnya.
SUMBER