
NUSANEWS - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah bereaksi ketika video pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan janji akan mencium kakinya.
Hal tersebut disampaikan Fahri Hamzah melalui akun Twitter @Fahrihamzah yang ia tulis pada Sabtu (12/1/19).
Mulanya, seorang netizen mengunggah sebuah video.
Tampak dalam video tersebut Luhut angkat suara terkait perkataan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, yang mengkritik tiang proyek Light Rapid Transit (LRT) karena terlalu tinggi.
"Hayo .. Luhut BP silahkan cium tuh kakinya Bang @Fahrihamzah," tulis seorang netizen dengan akun @JohansyahUntung.
Menanggapi video Luhut tersebut, Fahri mengaku tidak ingin mengusik tentang janji Luhut yang ingin mencium kakinya.
"Gak usah gitu lah..," tulis Fahri Hamzah.
Gak usah gitu lah....😃😃😃 https://t.co/XvGToa77ed— #2019AwalPerubahan (@Fahrihamzah) 12 Januari 2019
Sebelumya, Menurut Luhut tinggi tiang LRT untuk jalur layang sudah sesuai dan berdasarkan perhitungan yang panjang.
Bahkan Luhut menantang Fahri agar menghitung sendiri tinggi yang tepat dan anggaran yang dinilai pas untuk dicocokan dengan perhitungannya.
"Suruh dia hitung, bawa sini, saya cium kakinya kalau saya salah," tegas Luhut di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, Senin (25/6/2018).
Luhut pun menjelaskan kalau model LRT yang digunakan di Indonesia sesuai dengan standar Internasional dengan mengikuti model LRT yang diterapkan di Perancis.
"Kami tuh pakai anak muda yang hitung semua kita pakai standar dari Perancis, jadinya model ini kita beli model yang dari Perancis yang bisa kita jual ke orang lain," tutur Luhut.'
Rupanya, kini terkait Kritikan Fahri Hamzah itu juga dilontarkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla tampak geram lantaran pembagunan LRT memakan biaya 500 miliar per satu kilometer.
"Saya baru tadi pagi berbicara dengan Gubernur DKI, tentang bagaimana efisiensi transportasi di Jakarta," ujar JK dalam sambutannya dalam pembukaan Rapat Kordinator Konsultan Indonesia, di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Ia berujar, dirinya dan Gubernur DKI Jakarta, Anies menguraikan sistem transportasi di DKI Jakarta dari tahun ke tahun.
"Tentu kalau tahun 70an, 80an, kita tinggal mendengar berteriak teriak, ya teman-teman itu lewat jalan Juanda segala macam. Sekarang semuanya lewat IT. Bagaimana dengan IT memahami itu semua," tutur Wapres JK.
JK mengatakan, pembangunan LRT (Light Rail Train) di wilayah Bogor, Bekasi, dan Depok sebenarnya tak telalu efisien.
Sebab, pembangunannya berada di samping jalan tol.
"Dan biasanya light train itu tidak dibangun bersebelahan dengan jalan tol, harus terpisah. Tapi bangunnya gitu," ujarnya.
Selain itu, dana pembangunan yang mencapai Rp 500 miliar per kilometer juga dirasanya mahal.
Ia menilai, pembangunan proyek tersebut tidak menggunakan konsultan yang benar
Sehingga ke depan, ia berharap pembangunan transportasi dipikirkan lebih matang dengan menggunakan konsultan yang baik dan benar.
Diketahui sebelumnya, Fahri Hamzah mengaku ganjil dengan tiang LRT yang tinggi.
Menurut Fahri seharusnya LRT dibangun bawah tanah saja, sehingga tidak perlu megeluarkan biaya untuk pemasangan tiang yang dianggap terlalu mahal.
"Tiangnya segini, mahal banget gitu. Curiga saya itu. Orang curiga. Saya juga curiga. Jelas saya ngeri tuh naik LRT. Kenapa engga ditaruh di bawah tanah aja," tutur Fahri di DPR, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018).
Selain memakan biaya, menurutnya pemasang tiang untuk LRT juga membahayakan dan menurut analisis yang didengarnya tidak diperlukan.
SUMBER